Komunitas
Curhat Tenaga Bakti Kesehatan, “Ternyata Masih Ada yang Peduli kepada Kami"
“Berdasarkan data dari lapangan, masih cukup banyak saudara-saudara kita yang belum tersentuh bantuan. Ini tugas besar yang harus dipikul bersama."
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
“Berdasarkan data dari lapangan, masih cukup banyak saudara-saudara kita yang belum tersentuh bantuan. Ini tugas besar yang harus dipikul bersama," kata Wakil Ketua Forum PRB Aceh, TM Zulfikar.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Tenaga bakti kesehatan menjadi salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Jumlah mereka di seluruh Aceh diperkirakan lebih 5.000 orang.
Khusus di Kabupaten Aceh Besar, tenaga bakti kesehatan dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu hampir mencapai 300 orang. Mereka tersebar di 28 puskesmas dalam 23 kecamatan di wilayah itu.
Jumlah tenaga bakti kesehatan di Aceh Besar diperoleh Serambinews.com dari Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh yang melakukan pendataan beberapa waktu lalu untuk kepentingan penyaluran bantuan bahan pangan dari PLN Aceh.
Wakil Ketua Forum PRB Aceh, TM Zulfikar mengatakan, berdasarkan hasil pendataan pihaknya tercatat hampir 300 tenaga kesehatan bakti yang bertugas di 28 puskesmas di wilayah Aceh Besar.
Dari jumlah itu, lanjut TM Zulfikar, hanya 185 orang tenaga bakti kesehatan di Aceh Besar yang mampu tercover bantuan yang disalurkan pihaknya.
Selebihnya, dari total 605 paket bantuan harus disalurkan juga untuk guru ngaji di Banda Aceh (di bawah lembaga BKPRMI/LPPTKA), guru ngaji perorangan hasil pendataan langsung oleh tim, baik di Banda Aceh maupun Aceh Besar, serta guru ngaji di Gampong Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya.
• Harga Daging Meugang Idul Adha 1441 H di Pasar Inpres Tapaktuan Tembus Rp 200 Ribu Per Kilogram
• Harga Emas Antam 29 Juli 2020 Turun, Per Gram Jadi Rp 1.013.000, Berikut Rinciannya
• Haji di Tengah Pandemi Corona, Air Zamzam Tak Bisa Diminum Langsung & Kerikil Jumrah Disterilkan
“Bantuan juga diberikan untuk pekerja lepas yang tidak memiliki penghasilan tetap. Mereka juga paling merasakan dampak Covid-19,” kata Zulfikar.
Dikatakan Zulfikar, pihaknya berharap semua sasaran penerima yang sudah disepakati dengan pihak PT PLN Wilayah Aceh bisa tersentuh bantuan.
Namun, lanjutnya, tugas besar itu dipastikan tidak akan maksimal kalau hanya mengandalkan PLN yang juga harus mengarahkan CSR maupun dana zakat mereka untuk berbagai sektor yang lain.
“Berdasarkan data dari lapangan, masih cukup banyak saudara-saudara kita yang belum tersentuh bantuan. Ini tugas besar yang harus dipikul bersama,” kata TM Zulfikar didampingi Fachmi Ibrahim, Imran SE, dan Adnani Ilyas yang terlibat dalam pendataan sasaran bantuan PLN Aceh bekerjasama dengan Forum PRB Aceh.
Curhat tenaga bakti kesehatan
Saat tim Forum PRB Aceh berkeliling menyalurkan bantuan untuk para tenaga bakti kesehatan di sejumlah puskesmas di Aceh Besar, 27-28 Juli 2020, para penerima bantuan tampak berkaca-kaca ketika diserahkan paket berupa beras, minyak makan, dan gula pasir.
Kepala Puskesmas yang mendampingi saat penyaluran bantuan mengucapkan terima kasih kepada PLN dan Forum PRB Aceh atas ditetapkannya tenaga bakti kesehatan sebagai salah satu sasaran penerima bantuan.
• Inilah Penampakan Artis VS Diduga Terlibat Prostitusi, Pakai Jaket Hoodie, Uang Rp 30 Juta Disita
• VIDEO - Jadi Tersangka Kasus Ponsel Ilegal, Putra Siregar: Aku Dijebak Kawan Sendiri
“Keputusan ini patut diapresiasi. Karena adik-adik tenaga bakti kesehatan sering menjadi ujung tombak kami dalam pelayanan, termasuk di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Mereka ikhlas meski tak bergaji serupiah pun,” begitu pengakuan yang disampaikan kepala puskesmas.
Menurut informasi, tenaga bakti kesehatan bertugas berdasarkan SK Kepala Puskesmas atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dalam SK tersebut juga ada satu penegasan bahwa mereka tidak menuntut gaji atau hak-hak lainnya.
Seorang kepala puskesmas di Aceh Besar mengatakan, tenaga bakti kesehatan itu harus menjalankan keputusan yang sangat dilematis, bekerja tanpa penghasilan atau di rumah saja tanpa bisa mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki.
“Juga ada pameo di masyarakat, kalau akhirnya hanya di rumah ngapain sekolah tinggi-tinggi. Inilah mungkin yang membuat mereka tetap bertahan,” ujar kepala puskesmas tersebut.
Mengingat begitu berperannya tenaga bakti kesehatan di puskesmas, apresiasi tetap diberikan, meski dengan berbagai konsekwensi.
Misalnya, mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan hingga ada peluang untuk di-SPPD-kan, walaupun itu juga berbenturan dengan peraturan, karena mereka bukan PNS atau pegawai kontrak.
• Gandeng Forum PRB, PLN Aceh Salurkan Bantuan Guru Ngaji dan Masyarakat Terimbas Covid-19
• VIDEO - Pohon Tumbang Tutupi Badan Jalan, Ikut Menimpa Atap Rumah, Kios dan Satu Mobil
“Akhirnya yang paling praktis adalah kepedulian rekan-rekan mereka yang berstatus PNS berpatungan menyisihkan sedikit dari gaji mereka dan diberikan kepada tenaga bakti. Ini bentuk apresiasi sesama pekerja kesehatan,” ujar kepala puskesmas.
Seorang tenaga bakti kesehatan yang berkumpul di Puskesmas Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar sempat curhat ketika menerima bantuan PLN yang disalurkan Forum PRB Aceh.
“Kalaupun hari ini saya meneteskan air mata, itu adalah air mata haru atas apa yang kami terima. Ternyata masih ada yang peduli kepada kami. Kalau bisa kami berterus terang, ini merupakan bantuan pertama yang kami terima sebagai bentuk kepedulian kepada tenaga bakti kesehatan,” ujar perempuan yang mengaku sudah sembilan tahun mengabdi sebagai tenaga bakti kesehatan. (Nasir Nurdin/Serambinews.com)