Harga Emas Terus Merangkak
Dalam beberapa hari terakhir harga emas perlahan namun pasti terus merangkak naik ke angka mendekati Rp 3 juta per mayam,
* Dekati Rp 3 Juta/Mayam
BANDA ACEH - Dalam beberapa hari terakhir harga emas perlahan namun pasti terus merangkak naik ke angka mendekati Rp 3 juta per mayam, atau tepatnya Rp 2.870.000 per mayam belum termasuk ongkos pembuatan.
“Minggu ini puncak naik harga emas. Perlahan-lahan terus naik sejak Kamis lalu. Dalam satu hari bisa naik Rp 100 ribu, Rp 50 ribu per mayam,” kata Pedagang emas di Jalan Tgk Chik Pante Kulu, Banda Aceh, Murizal kepada Serambi, Selasa (28/7/2020).
Ia menambahkan, harga emas pun dapat dikatakan tidak stabil, fluktuatif bisa saja dalam satu hari berubah-ubah. Misal pagi lain harga, siang nanti lain lagi harganya.
Kenaikan harga emas ini, kata Murizal karena hubungan Amerika Serikat (AS) dan Cina yang semakin memanas. Kantor konsulat AS di Cina ditutup semua, demikian juga sebaliknya di AS kantor konsulat Cina juga ditutup sebab pengaruh politik antar dua negara itu, serta pandemi Covid-19 yang masih mewabah.
Disamping itu, investor asing juga banyak yang menyelamatkan uangnya dengan membeli emas untuk investasi, karena apabila membeli saham lebih beresiko. “Banyak pelaku investor asing yang biasanya membeli saham, larinya ke beli emas untuk melindungi asetnya,” kata Murizal.
Dikutip dari Kompas.com, harga emas melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa pada akhir perdagangan Senin (27/7/2020) waktu setempat (Selasa pagi WIB).
Para investor yang mencari perlindungan dari kemungkinan terpukulnya ekonomi global yang sedang dilanda pandemi dari peningkatan pertikaian AS-China. Ketegangan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu yang menghantam dollar AS ke level terendah dalam dua tahun.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, berhasil menembus level psikologis 1.900 dollar AS, melonjak 33,5 dollar AS atau 1,77 persen, ditutup pada 1.931 dollar AS per ounce. Posisi ini merupakan level tertinggi sepanjang masa.
“Dollar AS kehilangan daya tarik safe-haven dan anda akan terus melihat lonjakan emas karena dollar jatuh,” kata Analisa Pasar Senior OANDA, Edward Moya seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/7/2020).
Pedagang emas di Jalan Tgk Chik Pante Kulu, Banda Aceh, Murizal mengatakan transaksi yang terjadi di Banda Aceh, sebanyak 80 persen masyarakat memilih untuk menjual emas.
Alasannya, karena ini merupakan momen yang tepat bagi orang-orang yang ingin menjual emasnya untuk keperluan membeli rumah, DP rumah, membeli kendaraan roda empat, dan lainnya.
“Ada pelanggan yang menjual emas sebanyak 80 mayam dengan nilai sekitar Rp 280 juta untuk keperluan membeli emas,” katanya.
Sementara 20 persen lagi, kata Murizal ada juga masyarakat yang membeli dengan jumlah mayam kecil yaitu satu atau dua mayam. “Serta ada juga yang tukar tambah dari 3 mayam menjadi 4 mayam untuk dipakai saat Hari Raya,” sebutnya.(una)