Luar Negeri
Kisah Wanita Korut Alami Siksaan dan Pemerkosaan di Penjara, Terbongkar setelah Membelot ke Korsel
Hal itu disampaikan dalam sebuah laporan Hak Asasi Manusia PBB pada hari Selasa (28/7/2020).
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Hal itu disampaikan dalam sebuah laporan Hak Asasi Manusia PBB pada hari Selasa (28/7/2020).
SERAMBINEWS.COM – Sebuah laporan mengungkapkan bahwa wanita di Korea Utara yang ditahan dibalik penjara hidup dalam penderitaan.
Mereka disiksa, diperkosaan, dan mengalami berbagai bentuk kekerasan lainnya yang dilakukan oleh petugas keamanan dan polisi negara itu.
Kejadian yang dialami wanita tersebut disampaikan oleh PBB dalam laporan yang mereka terbitkan pada Selasa (28/7/2020), setelah PBB melihat riwayat dari lebih dari 100 wanita Korut yang ditahan dan kemudian berhasil melarikan diri ke Korsel.
Seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari negara yang paling tertutup itu, menceritakan peritiwa itu dalam wawancara dengan para penyelidik PBB di Seoul, Korea Selatan.
Ia menceritakan dari bagaimana mereka kehilangan nafsu makan, tidur di siang hari dan udara segar ketika berada dibalik penjara.
Banyak juga mengatakan dalam laporan berjudul "I Still Feel The Pain" (Saya Masih Merasakan Rasa Sakit) bahwa mereka menjadi sasaran penyiksaan, perabaan tubuh, aborsi paksa dan bahkan pemerkosaan oleh pihak berwenang di sana.
• Waduh, Korea Utara Hukum Warganya yang Nonton Drama dan Bicara Gaya Korsel, Termasuk Cukur Rambut
• Corona Sudah Masuk Korea Utara, Kim Jong Un Tutup Kota Kaesong dan Sebut Situasi Kritis
Semua wanita akhirnya berhasil melarikan diri dan membelot ke Korea Selatan.
“Saya tidak tidur dan terus bekerja karena saya tidak ingin dipukuli. Sungguh luar biasa hingga saya mencoba bunuh diri, ”kata seorang wanita, dikutip dari Reuters, Rabu (29/7/2020).
Korea Utara tidak segera bereaksi terhadap laporan itu, tetapi sebelumnya menyebut kritik atas catatan hak asasi manusianya sebagai rencana untuk menggulingkan rezim Kim Jong Un.
Seorang wanita lain yang mengenang salah satu malam pertamanya di tahanan pada 2010 ketika dia diperkosa oleh seorang petugas.
"Dia mengancam bahwa aku akan dipermalukan jika aku menolaknya. Dia bahkan mengatakan kepada saya bahwa dia dapat membantu saya untuk dibebaskan lebih cepat jika saya melakukan apa yang dia katakan, ”katanya.
Mengumpulkan data-data informasi dari Korea Utara begitu menyulitkan berbagai pihak.
Atas dasar itu, laporan tersebut mengakui kurangnya akses ke negara sekutu terdekat China itu dalam memverifikasi persoalan ini.
Daniel Collinge, seorang pejabat Hak Asasi Manusia PBB yang ikut menulis laporan itu, mengatakan proyek itu bertujuan untuk menekan Pyongyang untuk memperbaiki situasi.
Sementara itu, ia juga mendesak negara-negara lain untuk tidak mendeportasi para pembelot Korut yang mempertaruhkan hidup mereka untuk mencapai kebebasan dan kemakmuran.
• Kim Yo Jong Adik Kim Jong Un Bakal Diselidiki Korea Selatan, Buntut Ledakkan Kantor Penghubung
• Pesawat Kim Jong Un Terdeteksi di Radar, Korea Selatan Antisipasi Kemungkinan Terburuk
Pemerintah Korea Selatan, Moon Jae-in, yang berusaha meningkatkan hubungan dengan Korea Utara.
Namun, Korsel justru mendapat kecaman setelah mencabut lisensi kelompok pembelot dan melarang kampanye mereka untuk mengirim selebaran propaganda anti-Pyongyang melintasi perbatasan.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, murka karena sang istri, Ri Sol Ju, digambar "tidak pantas" oleh para pembelot di kawasan Korea Selatan.
Selebaran Propaganda
Melansir dari Kompas.com, beberapa pekan lalu, hubungan dua Korea memanas setelah Korut melontarkan serangkaian kecaman terhadap Negeri "Ginseng" yang dianggap tak becus menangani aktivitas pembangkang.
Selama ini, aktivitas pembelot di Korsel yang mengirim propaganda negatif, baik melalui balon maupun melewati sungai di perbatasan.
Namun dalam sikap protesnya kali ini, Pyongyang melakukan langkah ekstrem dengan meledakkan kantor penghubung dua negara di Kaesong.
Selain itu melalui adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mereka sempat mengancam akan mengerahkan militer, walaupun ancaman itu dibatalkan.
Duta Besar Rusia untuk Korut, Alexander Matsegora, dalam wawancaranya kepada TASS mengungkapkan apa yang menyebabkan Kim begitu marah.
Dilansir Daily Mail, Matsegora menuturkan terdapat selebaran mengenai istri Kim, Ri Sol Ju, yang dibuat secara tidak pantas.
Lebih lanjut, Matsegora mengatakan selebaran yang diluncurkan pada 31 Mei itu menunjukkan gambar Ri secara provokatif, menimbulkan "kemarahan besar" di Korut.
"Selebaran itu berisi propaganda kotor dan menghina, yang ditujukan khusus kepada pasangan dari Pemimpin Tertinggi," jelas Dubes Rusia tersebut.
Dia memaparkan bahwa foto itu diedit "begitu merendahkan Ri Sol Ju", dan membuat negara yang menganut ideologi Juche itu habis kesabaran.
Klaim Matsegora terjadi tujuh tahun sejak Ri disebut bermain untuk sebuah film porno, dan kemudian didistribusikan oleh aktivis pembelot pada 2013.
Selain itu, ketegangan itu terjadi di tengah kolapsnya perundingan nuklir antara Korea Utara dengan AS sejak di Vietnam Februari 2019.(Serambinews.com/Agus Ramadhan)