Idul Adha di Hagia Sophia
Shalat Idul Adha di Masjid Hagia Sophia, Petugas Bagikan Sajadah, Masker, dan Air Minum untuk Jamaah
Ribuan jamaah memadati Masjid Agung Hagia Sophia untuk melaksanakan shalat Idul Adha yang dipimpin oleh Ali Erbas.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM – Seluruh umat Muslim di dunia pada hari Jumat (31/7/2020) melaksanakan shalat Idul Adha di tengah situasi pandemi virus Corona.
Tak terkecuali umat Muslim di Turki yang menggelar shalat Idul Adha di Masjid Agung Hagia Sophia untuk pertama kalinya setelah 86 tahun.
Ribuan jamaah memadati Masjid Agung Hagia Sophia untuk melaksanakan shalat Idul Adha yang dipimpin oleh Ali Erbas, kepala Direktorat Urusan Agama Turki.
Ini menjadi shalat Idul Adha perdana di Hagia Sophia yang sebelumnya pada Jumat (24/7/2020) lalu dibuka kembali untuk dilaksanakannya shalat Jumat pertama setelah 86 tahun difungsikan menjadi Museum.
Melansir dari Anadolu Agency, otoritas setempat membagikan sajadah, hand sanitizer, masker, dan air minum gratis kepada para jamaah di Masjid Agung Hagia Sophia.
Sebuah layar raksasa ditempatkan di sudut masjid agar jamaah dapat melihat khatib membacakan khutbahnya.
• Hagia Sophia Jadi Masjid, Majalah Turki Minta Kekhalifahan Islam, Warga Tafsir Seruan kepada Erdogan
• Erdogan Ingin Diingat Generasi Mendatang, Gereja Ortodoks dan Museum Hagia Sophia Jadi Masjid Lagi
Di ibu kota Turki, Ankara, pelaksanaan shalat Idul Adha dilakukan sesuai dengan jarak sosial dan protokol pencegahan Covid-19.
Cairan disinfektan ditempatkan di setiap pintu masuk masjid, dan mereka yang datang ke masjid wajib mengenakan masker dan membawa sajadah sendiri.
Dalam sebuah telepon, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bertukar salam dan mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha dengan tentara yang ditempatkan di provinsi tenggara, Sirnak.
Sebagian besar negara-negara Muslim di seluruh dunia, termasuk Turki, akan merayakan Idul Adha selama empat hari yang dimulai pada hari Jumat.
Shalat Jumat Perdana
Dalam pelaksanaan ibadah shalat Jumat minggu lalu, ribuan orang termasuk Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengikuti shalat Jumat pertama yang digelar di Masjid Agung Hagia Sophia.
Azan Jumat berkumandang dari empat menara masjid tersebut, pertama sejak 86 tahun terakhir.
• Turki dan Yunani Bertukar Kata-kata Kasar, Konversi Hagia Sophia Jadi Masjid Berlanjut
Ini adalah ibadah umat Islam pertama yang dilakukan setelah adanya putusan 10 Juli yang mencabut status museum dari bangunan era Bizantium ini, yang sudah berjalan sejak 1934.
Dalam siaran langsung yang disiarkan Anadolu, ribuan jamaah terlihat memenuhi ruangan dalam hingga mengular ke halaman luar Hagia Sophia.
Setidaknya 20 ribu pasukan keamanan dikerahkan untuk mengamankan gelaran shalat Jumat kemarin.
Di bagian dalam masjid, saf-saf diatur dengan memberi jarak sekitar 1 meter sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19.
Sebagian besar jamaah shalat Jumat juga menggunakan masker.
Kedatangan jamaah seakan tak ada habisnya. Ruas-ruas jalan yang berada di sekitar Hagia Sophia pun turut dibanjiri jamaah hingga seperti menjadi lautan manusia.
• Hagia Sophia Resmi Jadi Masjid, Bagaimana Nasib Kucing ‘Sang Penjaga’? Ini Kabarnya
• Megahnya Masjid Hagia Sophia Turki dan Shalat Jumat Perdana setelah 86 Tahun
Mereka berduyun-duyun mendatangi bangunan bersejarah yang dibangun selama lima tahun dari 532 hingga 537 Masehi itu.
Beberapa dari mereka membawa bendera dan mengibarkannya dengan wajah gembira.
Tidak sedikit juga wanita ikut turut berkumpul dan ikut mengibarkan bendera di kawasan dekat masjid.
Sementara Erdogan tampak duduk di saf depan, didampingi para pejabat pemerintahan Turki yang juga menggunakan setelah jas.
Erdogan mengenakan jas hitam dan masker serta peci putih.
Sambil memegang mikrofon, dia melantunkan Surah Al-Fatihah lalu dilanjutkan dengan surah Al Baqarah dari ayat 1 sampai 5.
• Khatib Jumat Pertama di Masjid Hagia Sophia Bawa Sebilah Pedang, Ini Makna dan Filosofinya
• Ulama Italia Bela Paus Fransiskus, Sedih Melihat Perubahan Hagia Sophia Jadi Masjid
Erdogan memutuskan mengubah kembali fungsi Hagia Sophia dari museum sebagai masjid pada 10 Juli lalu.
Hal ini setelah pengadilan Turki membatalkan dekrit kabinet 1934 yang mengubah situs bersejarah itu menjadi museum.
Sejumlah pemimpin dunia kecewa dengan keputusan Erdogan tersebut, salah satunya Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Beberapa pihak seperti UNESCO, Rusia, dan Yunani juga turut menyesalkan perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid.
Meski sempat diprotes dunia, namun Erdogan mantap dengan keputusannya.
Ia menyebut keputusan ada di tangannya mengingat Hagia Sophia, bangunan yang awalnya merupakan katedral itu, merupakan hak kedaulatan Turki. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)