Hari Ini Peringatan 75 Tahun Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, Serangan Nuklir Pertama di Dunia

Serangan bom atom di Kota Hiroshima jatuh pada 6 Agustus 1945, menyusul tiga hari kemudian sebuah serangan serupa di kota Nagasaki.

Editor: Amirullah
AFP PHOTO/HIROSHIMA PEACE MEMORI
Foto handout ini diambil pada 6 Agustus 1945 oleh Angkatan Darat AS dan dirilis oleh Hiroshima Peace Memorial Museum, menunjukkan asap berbentuk jamur dari ledakan bom atom yang dijatuhkan dari B-29 Enola Gay di atas Kota Hiroshima. Pada 73 tahun lalu, Agustus 1945, AS menjatuhkan bom Little Boy di Kota Hiroshima, Jepang, sebagai tahap akhir PD II yang menewaskan lebih dari 120.000 orang. Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki menjadi sasaran berikutnya. 

SERAMBINEWS.COM - Pekan ini, menandai peringatan 75 tahun pengeboman atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Sebuah serangan nuklir pertama di dunia yang melenyapkan ratusan ribu orang.

Ketika jumlah korban selamat semakin berkurang, kedua kota di Jepang itu tetap teguh berupaya menjaga "kehidupan" yang tersisa.

Serangan bom atom di Kota Hiroshima jatuh pada 6 Agustus 1945, menyusul tiga hari kemudian sebuah serangan serupa di kota Nagasaki.

Saat itu, Kota Hiroshima memiliki populasi penduduk sebanyak 350.000 orang dan Nagasaki sebanyak 240.000 orang. Akibat serangan bom atom, korban tewas di Hiroshima mencapai 140.000 dan 70.000 di Nagasaki.

Nihil Pasien Positif, Subulussalam Masih Zona Hijau, Gugus Tugas Tetap Imbau Warga Harus Waspada

Gaji ke-13 PNS Aceh Singkil Capai Rp 14 Miliar, Pembayarannya Masih Menunggu PP

China dan Korsel Bongkar AS Miliki Lab Senjata Biologis di Berbagai Negara, Penghasil Virus Corona?

Bom atom menargetkan dua kota yang dikenal sebagai situs militer Jepang, menghancurkan sembilan dari 10 bangunan di Hiroshima dan lebih dari sepertiga bangunan di Nagasaki.

Melansir Asian Nikkei, Jepang sendiri merupakan satu-satunya negara yang pernah mengalami serangan nuklir.

Para korban selamat dikenal dengan nama hibakusha kebanyakan mengalami masalah kesehatan akibat radiasi nuklir.

Radiasi itu menyebabkan penyakit seperti leukemia dan kanker jenis lainnya.

Jumlah hibakusha yang mengalami masalah kesehatan pada Maret lalu sekitar 136.682 penyintas, turun 60 persen dari angka sebelumnya, 372.264 orang pada tahun fiskal 1980, menurut Departemen Kesehatan, Buruh, dan Kesejahteraan.

Seorang Ibu Hamil Saudi Positif Covid-19 Melahirkan Dengan Selamat, Bayi tak Tertular Virus Corona

6 Makanan Ini Bisa Bikin Bau Badan Menyengat, Jangan Sering Dikonsumsi

Ledakan Mematikan Beirut Menambah Luka Rakyat Lebanon di Tengah-tengah Cengkeraman Hizbullah

Saat ini, usia rata-rata hibakusha adalah 83 tahun. Seiring bertambahnya usia mereka, organisasi yang selama ini mendukung mereka secara berangsur-angsur dibubarkan.

Prefektur Hiroshima memiliki 62.000 hibakusha, sedangkan Prefektur Nagasaki memiliki 36.000. Keduanya jika digabungkan sebanyak 70 persen dari total yang ada.

Adapun sebanyak 4.700 hibakusha lainnya tinggal di Tokyo dan 4.500 lainnya di Prefektur Osaka.

Para hibakusha juga menerima subsidi negara yang mencakup perawatan kesehatan, pengobatan, dan pemakaman.

Pada 2019, pemerintah pusat Jepang telah menyisihkan sekitar 125,3 miliar yen Jepang (setara dengan Rp 17 triliun) sebagai dukungan kepada hibakusha.

Sebagian dari biaya tersebut juga diberikan secara bulanan kepada mereka yang menderita penyakit akibat paparan radiasi bom atom.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini Peringatan 75 Tahun Pengeboman Atom Hiroshima dan Nagasaki"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved