Luar Negeri
Ledakan Mematikan Beirut Menambah Luka Rakyat Lebanon di Tengah-tengah Cengkeraman Hizbullah
Lebanon mengalami luka mendalam setelah ledakan mematikan di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020). Kemarahan hanya bisa digambarkan
SERAMBINEWS.COM, - Lebanon mengalami luka mendalam setelah ledakan mematikan di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020).
Kemarahan hanya bisa digambarkan apa yang dirasakan setiap orang.
Orang-orang Lebanon segera menyerukan bantuan kemanusiaan, karena negara itu sudah hampir runtuh.
Karena, sama sekali tidak akan mampu mengatasi kerusakan tanpa bantuan.
Seruan bantuan ini segera dijawab dari pemerintah serta individu di seluruh dunia.
Sekali lagi membuktikan tempat istimewa yang dimiliki negara ini dan rakyatnya.
Sayangnya, karena orang Lebanon yang putus asa cenderung terus terluka, tulis Khaled Abou Zahr, CEO Eurabia, Kamis (6/8/2020).
Mereka sudah memahami bagaimana dan mengapa lebih dari 2.000 ton amoniaknitrat disimpan di pelabuhan Beirut, yang sangat dekat dengan pemukiman.
Apa yang kelihatannya merupakan kelalaian besar adalah hasil tumpang tindih tanggung jawab dan pengawasan keamanan antara pemerintah resmi dan Hizbullah di pelabuhan.
Melindungi kepentingan Hizbullah menciptakan situasi korup yang menyebabkan hilangnya nyawa tak berdosa dan kehancuran besar-besaran.
Ini juga terjadi di area sensitif utama lainnya yang hanya sedikit tahu dikendalikan oleh Hizbullah.
Ini tidak bisa lagi berlangsung.
Ini adalah waktu untuk mengakhiri sumber semua korupsi.
• Raja Salman Perintahkan Bantuan ke Lebanon: Kami Merasakan Penderitaan Anda
• Dokter Lebanon Kewalahan Hadapi Pasien Ledakan Gudang Penyimpanan Bahan Kimia, Bekerja Dalam Gelap
• Kawah Besar Terbentuk di Pelabuhan Beirut, Setara Ledakan Bom 2,2 Kilo Ton
Termasuk mengakhiri kendali dan manipulasi Hizbullah atas infrastruktur utama Lebanon dan lembaga lainnya.
Orang Lebanon sangat memahami bahwa, dalam hal keamanan, Hizbullah pembuat keputusan yang sebenarnya.