Update Corona di Subulussalam

RSUD Kota Subulussalam Miliki Alat PCR, Swab tak Perlu ke Luar Daerah, Hanya Sampel ke Banda Aceh

“Alat ini untuk pemeriksaan sampel spesimen swab manakala ada warga yang reaktif saat pemeriksaan Rapid Test,” kata dr Dewi Sartika Pinem

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com
Direktur RSUD Kota Subulussalam, dr Dewi Sartika Pinem 

Kedelapannya adalah satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam dan tujuh Puskesmas yang tersebar di lima kecamatan.

Pada bagian lain, Khainuddin meminta masyarakat Subulussalam diminta agar ikut berpartisipasi mendukung pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah ini.

Menurut Khainuddin, meski Subulussalam sejauh ini masih termasuk zona hijau namun masyarakat di sana tidak boleh lengah.

Ini karena kabupaten tetangga terjadi peningkatan kasus Covid-19 dalam dua hari terakhir. Dalam dua hari terakhir kasus covid-19 di Aceh Selatan bertambah sembilan orang.

Aceh Selatan merupakan kabupaten tetangga yang langsung berbatasan dengan Kota Subulussalam.

Dalam hal ini, kata Khainuddin tidak ada cara selain memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan.

Adapun protokol kesehatan seperti jaga jarak, menggunakan masker saat berada di luar rumah atau beraktivitas di luar rumah.

Sering mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir minimal 20 detik. “Dan untuk jaga jarak itu minimal satu meter,” kata Khainuddin

Khainuddin juga mengimbau masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan lainnya seperti menghindari kerumunan.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan tetap melaksanakan ibadah dan berdoa kepada Allah SWT agar bencana non alam ini segera berakhir.

“Protokol kesehatan berupa jaga jarak, pakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan adalah usaha, dan terakhir kita berdoa berpasrah diri kepada Allah karena doa tanpa usaha sama aja sia-sia,” pungkas mantan Sekretaris Dewan Kota Subulussalam tersebut.

Seperti informasi sebelumnya dua warga asal Kota Subulussalam yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah tiga minggu di Banda Aceh.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Harian I Gugus Tugas Covid-19, Kota Subulussalam Khainuddin SKM, MAP dalam keterangan persnya kepada Serambinews.com, Sabtu (1/8/2020).

Karenanya, diyakini jika penularan terjadi bukan di Kota Subulussalam namun di Banda Aceh. Sebab, masa inkubasi virus corona itu berlangsung selama 14 hari.

Nah, kata Khainuddin masa swab pasien yang terkonfirmasi itu sudah 14 hari dan dia sendiri telah tiga pekan di Banda Aceh.

Penjelasan ini disampaikan Khainuddin selaku pihak Gugus Tugas Covid-19 Subulussalam agar masyarakat tidak panik atau resah.

Subulussalam sejauh ini diyakini masih termasuk zona hijau karena belum ada yang terkonfirmasi positif.

Adapun dua warga yang tertular tersebut terjadi di Banda Aceh dan rujukannya juga bukan dari fasilitas pelayanan kesehatan Kota Subulussalam.

Satu dari pasien yang postif merupakan hasil tracking rekan satu kosnya yang sebelumnya sudah positif.

Sementara seorang lagi hasil tes swab yang merupakan rujukan dari Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh.

Khainuddin memberikan keterangan pers dengan didampingi Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam, Baginda Nasution, SH MM di sebuah kafe di Subulussalam.

Dalam penjelasannya, ternyata ada dua warga asal Kota Subulussalam yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Penjelasan ini disampaikan menjawab keresahan dan kebingungan warga soal informasi adanya masyarakat asal daerah ini yang terkonfirmasi positif covid-19 di Banda Aceh.

Menurut Khainuddin, setelah pihaknya mengkonfirmasi ke Cut Efrimeza SKM surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Aceh.

Hasil komunikasi via telepon seluler menyebutkan bahwa warga Subulussalam yang terkonfirmasi positif Covid-19 dirujuk dari swab bhayangkara.

Namun tidak disebutkan jenis kelamin sang warga tersebut. “Hasil komunikasi kami dengan Dinkes Aceh memang ada warga asal Subulussalam yang positif Covid-19 tapi bukan rujukan drai Subulussalam,” kata Khainuddin

Karenanya, yang menjadi hal baik bahwa warga Subulussalam ini sudah tiga minggu atau 21 hari lebih kurang ada saat pengambilan swab berada di Banda Aceh.

Dengan demikian, kata Khainuddin yang bersangkutan tidak ada kontak dengan masyarakat Subulussalam.

“Artinya posisi pasien ini di Banda Aceh dan diduga tertular di Banda Aceh bukan di Subulussalam. Sebab sudah 21 hari di Banda Aceh dalam rangka mengikuti testing pendidikan,” tambah Khainuddin

Sementara satu lagi warga Subulussalam yang juga terkonfirmasi positif, atas penyampaian dari dr Fahmi Irwansyah MPH kepala Balitbangkes Aceh.

 Warga yang satu ini juga hasil traking rekannya yang positif.  Rekan satu kos postif dan dia ditracking ternyata positif.  Yang menjadi hal positif juga bahwa dia (mahasiswa) sudah lama di Banda Aceh.

Artinya, tidak ada riwayat kontak dengan masyarakat Subulussalam tiga pekan sebelum pengambilan swab.

“Bahwa warga Subulussalam yang dua ini dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19 bukan rujukan dari layanan kesehatan di Kota Subulussalam,” ujar Khainuddin dan diamini Baginda Nasution

Khainuddin yang merupakan mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam memastikan penularan covid-19 tersebut diduga terjadi di Banda Aceh.

Selain itu, pasien juga bukan dirujuk drai layanan kesehatan Kota Subulussalam. Keduanya menurut Khainuddin sudah lama di Banda Aceh.

Nah, setelah sekitar sebulan di Banda Aceh, kata Khainuddin hasil testing ternyata dinyatakan positif corona.”Jadi artinya penularan itu terjadi bukan di Subulussalam tapi di Banda Aceh,” pungkas Khainuddin. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved