Berita Subulussalam
Bisnis Sarang Burung Walet Masih Lesu Terdampak Pandemi Covid-19, Ini Harga di Pasaran Subulussalam
Nurmalim mengakui, harga sarang burung walet di pasaran Subulussalam sempat anjlok hingga berkisar Rp 7 juta sampai Rp 8 juta perkilogramnya.
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Wabah virus corona tampaknya hingga kini masih berdampak terhadap bisnis sarang burung walet di Subulussalam. Meskipun terjadi kenaikan, namun belum signifikan.
Hal itu disampaikan Nurmalim, salah seorang pengusaha sarang burung walet di Kota Subulussalam kepada Serambinews.com, Jumat (7/8/2020).
Nurmalim mengakui, harga sarang burung walet di pasaran Subulussalam sempat anjlok hingga berkisar Rp 7 juta sampai Rp 8 juta perkilogramnya.
Namun begitu, beber dia, sempat terjadi kenaikan hingga Rp 10 juta perkilogram, dua pekan lalu.”Dua pekan lalu, sempat naik jadi Rp 10 juta perkilogram,” ujar Nurmalim.
Hanya saja, kondisi terkini, sebut dia, harga sarang burung walet di Subulussalam kembali mengalami penurunan yakni pada kisaran Rp 7 juta perkilogram.
• Alhamdulillah, Yuni Saputri Sudah Sembuh dan Boleh Pulang, Kini Jalani Isolasi Mandiri
• ke 192 Peserta Ujian SKB CPNS Aceh Singkil Sudah Daftar Ulang
• RSUD Kota Subulussalam Kini Miliki Alat PCR, Sampel Tetap Dikirim ke Lab Balitbangkes Aceh
Menurut Nurmalim, harga sarang burung walet saat ini tergolong masih lesu akibat kondisi pandemi virus corona. Sebelum corona terjadi, harga sarang burung walet di Kota Subulussalam mencapai Rp 12 juta perkilogram.
Untuk diketahui, di Kota Subulussalam, sarang burung walet menjadi bagian bisnis tersohor karena ada ratusan pengusaha menggeluti perniagaan itu, mulai dari penangkar hingga tauke penampung.
Setiap bulan, dikabarkan produksi sarang burung walet di Kota Subulussalam mencapai 500–an kilogram, bahkan lebih. Karenanya, sarang burung walet menjadi hal penting dalam pergerakan perekonomian di Kota 'Sada Kata' itu.
Sebelumnya juga diberitakan, wabah virus corona masih menjadi ketakutan dan kekhawatiran banyak pihak di seluruh negara, hingga berdampak pada dunia usaha atau bisnis seperti usaha sarang burung walet.
Terkini, harga sarang burung walet dilaporkan semakin anjlok yakni hanya berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 8 juta perkilogramnya.
• Letkol Cpn Yusuf Adi Puruhita, Pilot Helikopter jadi Dandim
• 3 Pemenang yang Beruntung Raih Kulkas bagi Pengendara Patuh Lalin Ops Seulawah Patuh di Lhokseumawe
• Guru TK Dilecehkan oleh Kepala Sekolah di Ruangannya , Baju Robek saat Mencoba Kabur
Nurmalim, salah seorang pengusaha sarang burung walet di Kota Subulussalam kepada Serambinews.com, Jumat (21/2/2020), mengakui masih belum stabilnya bisnis sarang burung walet saat ini.
Anjloknya harga sarang burung walet, menurut dia, dampak dari wabah virus corona yang belum dapat ditangani. Nurmalim mengaku, selama isu virus corona belum dapat ditangani, bisnis sarang burung masih akan cenderung melemah.
Ditambahkan dia, anjloknya harga sarang burung walet ini disebabkan fokus pasar terhadap penyebaran virus corona bukan faktor lain. Sebab, kata Nurmalim, selama ini pasar sarang burung walet didominasi ke Hongkong dan Cina.
Sementara akses perdagangan kini ditangguhkan akibat merebaknya virus corona di Cina, sehingga para tauke di Indonesia seperti di Medan, mulai mengurangi pembelian.
Kalaupun ada yang membeli, itu merupakan tauke besar mampu menyetok barang. Masalahnya, beber Nurmalim, sarang burung walet termasuk barang yang tidak bisa distok dalam jangka panjang alias harus segera dipasarkan atau digunakan.
• Ketua Muslim Kecam Pemimpin Kongres India, Masjid Babri Dihancurkan, Diubah Jadi Kuil Dewa Ram
• Bantuan bagi Pekerja dengan Gaji Dibawah Rp 5 Juta, Ini Syarat untuk Mendapatkannya
• Sri Kuncoro Jabat Kajari Kediri, Ini Kajari Nagan Raya yang Baru
"Sarang burung walet seperti tanaman palawija yang rusak jika tak segera digunakan. Namun karena masalah wabah virus corona, akses bisnis sarang burung walet ikut terdampak," tukasnya.(*)