Pasar Serba Jadi Ditutup, Lima Warga Positif Covid-19
Penutupan pasar selama empat hari terakhir karena kelima warga yang positif Covid-19 berdomisili di Desa Serba Jadi
SUKA MAKMUE - Pasar tradisional di Desa Serba Jadi, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, ditutup sejak Senin (3/8/2020). Penutupan pasar selama empat hari terakhir karena kelima warga yang positif Covid-19 berdomisili di Desa Serba Jadi. Dua di antaranya bahkan meninggal dunia.
Pasar tradisional ini berkonstruksi papan dan mencapai puluhan unit. Kawasan ini menjadi pusat jual beli oleh warga dari sejumlah desa di Kecamatan Darul Makmur. Pasar tersebut tersebar di sepanjang jalan desa di wilayah itu.
Keuchik Serba Jadi, Sarmianto kepada Serambi, mengatakan, penutupan pasar atas instruksi tim gugus tugas dan mulai ditutup sejak Senin lalu. “Penutupan selama 14 hari ke depan sebagai bentuk pencegahan, sehingga paparan Covid-19 tidak meluas," katanya.
Menurutnya, lima warga yang positif semua berasal dari Serba Jadi. Dua di antaranya meninggal dunia. "Selama ini pasar Serba Jadi menjadi tempat transaksi barang oleh warga dari sejumlah desa di Darul Makmur," katanya.
Camat Darul Makmur Tawaruddin juga menyampaikan hal yang sama bahwa sementara waktu pasar Serba Jadi lebih baik ditutup. "Langkah penutupan sebagai antisipasi, sehingga warga yang terjangkit Covid-19 tidak bertambah," katanya.
Tawaruddin menambahkan, pasar Serba Jadi selama ini selalu ramai. Seperti juga pasar rakyat dimana pun, kondisi ini mempermudah penularan virus. “Sebab, 5 warga yang positif berasal dari Serba Jadi," katanya.
Pemkab Nagan Raya melalui Dinas Kesehatan setempat telah memesan sebanyak 3.000 buah alat rapid test Covid-19. Alat tersebut dipesan untuk memaksimalkan penanganan dan pencegahan paparan Covid-19. Apalagi sebanyak 5 warga Nagan Raya hasil swab positif Covid-19, yang dua di antaranya meninggal dunia. Butuh alat tes tambahan karena sebanyak 1.300 buah sudah hampir habis.
Hal itu dikatakan Kadis Kesehatan Nagan Raya, Hj Siti Zaidar melalui Sekdiskes, Arafik Karim kepada Serambi, Kamis (6/8/2020). "Alat rapid test yang kita pesan sebanyak 3.000 buah. Dalam pekan ini tiba," kata Arafik.
Arafik mengatakan, alat rapid test selain digunakan tim gugus tugas juga oleh tim di Puskesmas. Saat ini, kata Arafik, seorang pasien yang akan dirujuk dari Puskesmas ke RSUD Sultan Iskandar Muda harus rapid test dulu. "Dengan pemeriksaan rapid test akan diketahui apakah pasien itu reaktif atau nonreaktif, sehingga tidak dicampurkan ketika dirawat dengan pasien lain di RSUD," katanya.
Rapid test juga dilakukan terhadap orang yang mempunyai gelaja mirip paparan Covid-19. Oleh karena itulah, semua fasilitas kesehatan memiliki alat ini.(riz)