Berita Pidie

Tertunda Pembukaan Tol Sibanceh, Masyarakat Padang Tiji Kecewa, Bayar Ganti Rugi Lahan Belum Tuntas

Camat Padang Tiji, Asriadi SSos menyampaikan dalam pertemuan itu jumlah desa terimbas dalam pembangunan jalan tol adalah 16 gampong.

Editor: Nur Nihayati
SERAMBI/HENDRI
TOL SIBANCEH - Suasana jalan menuju pintu gerbang Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) Seksi 1 di kawasan Padangtiji, Pidie. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

 

Camat Padang Tiji, Asriadi SSos menyampaikan dalam pertemuan itu jumlah desa terimbas dalam pembangunan jalan tol adalah 16 gampong.

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Proyek megah pembangunan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) belum difungsikan.

Hal ini menimbulkan sorotan dan pertanyaan apa penyebab belum bisa dilewati jalur tol tersebut.

Ternyata terungkap kendala utama adalah pembebasan lahan yang tidak seusai dengan keinginan masyarakat sehingga berlarut-larut.

"Besarnya ganti rugi lahan harus ditinjau ulang karena sangat murah. Hanya bisa diukur setengah bungkus rokok. Cukup murah kami sangat kecewa," ungkap Ibrahim seorang toko masyarakat Pulo Hagu, Kecamatan Padang Tiji, Rabu (29/10/2025).

Hal ini terungkap dalam acara penyelesaian pergantian Kerugian Tanah Tol, di Cafe SPBU, Gintong, Kecamatan Grong-Grong, Pidie, Rabu (29/10/2025) pagi. 

Hadir dalam acara itu, Wagub Aceh H Fadlullah (Dek Fad), Wabup Pidie Alzaizi, bersama Unsur Muspida Provinsi Aceh dan Kabupaten Pidie.

PERTEMUAN - Wakil Bupati Pidie Alzaizi saat berbicara di pertemuan dihadiri Wagub Aceh Fadlullah/Dek Fad  saat mendengarkan keluhan warga Padang Tijie tentang pembebasan lahan tol berlangsung di Gintong, Pidie, Rabu (29/10/2025).
PERTEMUAN - Wakil Bupati Pidie Alzaizi saat berbicara di pertemuan dihadiri Wagub Aceh Fadlullah/Dek Fad mendengarkan keluhan warga Padang Tiji tentang pembebasan lahan tol berlangsung di Gintong, Pidie, Rabu (29/10/2025). (SERAMBINEWS.COM/HO    )

Camat Padang Tiji, Asriadi SSos menyampaikan dalam pertemuan itu jumlah desa terimbas dalam pembangunan jalan tol adalah 16 gampong.

"Masing-masing desa masih ada yang belum tuntas pembayarannya sehingga tidak sama," katanya.

Dia mewakili masyarakat Padang Tiji menyebutkan sangat mendukung pembangunan jalan tol sibanceh ini.

Cuma diharapkan adanya keadilan dan kesesuaian pembayaran harga ganti rugi agar tidak merugikan masyarakat.

Sementara itu sejumlah keuchik, sekretaris gampong dan tokoh masyarakat secara bergantian menyampaikan keluhan dalam pertemuan itu.

Intinya, harga yang ditawarkan, menurut mereka sangat rendah berkisar antara Rp 7.000 hingga Rp 17.000 per meter persegi, jauh dari harga pasar yang berlaku di wilayah tersebut.

“Kami sudah siap kehilangan lahan kebun desa kami demi pembangunan jalan tol. Kami bukan menolak pembangunan tol. Kami hanya ingin keadilan. Jerih payah kami tolong dihargai,” ujar seorang tokoh Gampong Pulo Hagu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved