Pemberdayaan Petani
Gangguan Gajah Berkurang, Petani di Aceh Timur Antusias Tanam Jagung
Di bawah binaan Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Timur, kini para petani mulai mandiri dan swadaya dengan fokus mengemba
Penulis: Seni Hendri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Ribuan hektare lahan pertanian masyarakat di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, sempat terpuruk sejak 2005 dirusak gajah liar, kini mulai menggeliat kembali.
Di bawah binaan Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Timur, kini para petani mulai mandiri dan swadaya dengan focus mengembangkan tanaman jagung.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalas (KTNA) Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Zulbahri, kepada Serambinews.com, Minggu (9/8/2020) mengatakan masyarakat antusias mengembangkan tanaman jagung sejak 2016 lalu, karena perawatannya mudah, dan hasilnya juga lebih menjanjikan.
• Ombudsman Sesalkan Sampel Tes Swab di Aceh Dikirim ke Jakarta
• Polisi Ringkus Pengedar Puluhan Kilo Ganja
• 7 Tahun Cabuli Anak Kandungnya, Aksi Bejat Ayah ini Terbongkar saat Tantenya Juga Nyaris Jadi Korban
Dalam satu hektare lahan yang ditanam jagung, kata Zul, bisa menghasilkan biji jagung 4 ton dan maksimal 12 ton tergantung perawatannya dengan masa panen 4 bulan sekali.
Harga jual, jelas Zul, jika dijual kepada agen lokal Rp 2.600-3.500 per kg, dan jika dijual ke Medan berkisar Rp 3.500-5.000 per kg.
“Alhamdulillah saat ini, petani sangat antusias menanam jagung, sudah seperti menanam tanaman pokok padi,” jelas Zulbahri.
Bahkan, katanya, sejumlah petani rela mengalihfungsikan lahan dari tanaman tua untuk menanam jagung.
Tgk Tamizi salah satu petani berharap Dinas Pertanian, dan Penyuluhan secara berkelanjutan mendampingi dan membina petani dalam mengembangkan tanaman jagung agar hasil yang diraih maksimal dan taraf kehidupan masyarakat terus meningkat.
Gangguan gajah liar saat ini, jelasnya, mulai berkurang seiring masyarakat mulai membuka kembali lahan telantar yang sebelumnya semak dan dihuni kawanan gajah.(*)