Liga Inggris

Kenang Momen Juara Liga Inggris, Juergen Klopp Mengaku Menangis

Liverpool bahkan meraih gelar Liga Inggris musim ini tanpa harus berlaga di lapangan setelah Manchester City kalah dari Chelsea.

Editor: Imran Thayib
TWITTER.COM/ABDULKARIMYUMEN
Momen pelatih Liverpool, Juergen Klopp, dalam pemberian medali juara Liga Inggris. 

SERAMBINEWS.COM - Pelatih Liverpool asal Jerman, Juergen Klopp mengaku dirinya menangis sampai tak bisa bicara saat memastikan Liverpool keluar sebagai juara Liga Inggris 2019-2020.

Jurgen Klopp mengklaim bahwa dia sangat emosional setelah memenangi gelar yang sudah lama dinanti-nanti Liverpool tersebut hingga tak mampu berbicara dengan sang istri.

Klopp menjadi pelatih pertama The Reds yang berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Inggris dalam kurun 30 tahun terakhir.

Liverpool menyegel trofi Liga Inggris dengan selisih 18 poin atas Manchester City.

Kesuksesan tersebut menjadi puncak dari pencapaian Liverpool setelah menjuarai Liga Champions; memenangi Piala Super UEFA, dan Piala Dunia Antarklub FIFA.

Liverpool bahkan meraih gelar Liga Inggris musim ini tanpa harus berlaga di lapangan setelah Manchester City kalah dari Chelsea.

Ibu Rumah Tangga Asal Montasik, Aceh Besar, Tipu Seratusan Lansia, Ratusan Juta Rupiah Diraup Pelaku

Covid-19 Capai 20 Juta Kasus, Ini 10 Negara Dengan Infeksi Tertinggi di Dunia

Pemimpin Hizbullah Harus Bertanggungjawab Atas Ledakan Dahsyat Beirut

Dalam sebuah film dokumenter tentang kesuksesan tersebut, Juergen Klopp berbicara lebih rinci tentang momen ketika Liverpool merebut gelar juara Liga Inggris dan arti titel itu bagi dia.

"Menghitung menit, itu luar biasa dan benar-benar salah satu momen sepak bola terbaik yang pernah saya alami dalam hidup saya dengan tidak berada di stadion," kata Klopp dalam dokumenter Golden Sky: Klopp's Champions, dikutip BolaSport.com dari Daily Star.

"Anda tidak tahu bagaimana rasanya sebelum itu terjadi. Itu adalah suatu kegembiraan. Kelegaan besar pada detik berikutnya dan kemudian saya mulai menangis. Jadi saya pergi dan menelepon Ulla (istrinya)."

"Saya menelepon keluarga saya 10 detik sebelum pertandingan berakhir sehingga mereka menontonnya bersama. Saya berkata, 'Oke, saya cinta kalian semua' dan saya meletakkan telepon di atas meja. Saya berkata, 'Tinggalkan ponsel Anda agar Anda dapat melihat apa yang terjadi di sini!'," tutur Klopp lagi.

"Kemudian saya ingin berbicara dengan Ulla dan tidak bisa. Saya meneleponnya, tetapi saya hanya menangis. Saya tidak tahu mengapa itu terjadi. Saya tidak tahu. Saya bangga dan khawatir, tetapi saya tidak bisa berhenti menangis. Dalam hidup saya, saya tidak pernah mengalami situasi ketika saya tidak bisa berhenti menangis."

Putra Aceh Raih Gelar Doktor dengan Predikat Summa Cumlaude di Universitas Az-Zaitunah, Tunisia

Pemerintah Aceh dan Unsyiah Keluarkan Data Berbeda Soal Kasus Covid-19, Ada Apa?

Timnas Indonesia U-19 Pulangkan 11 Pemain, Begini Komentar Pelatih Shin Tae-yong

"Saya tidak tahu persis mengapa, jadi saya pergi beberapa menit ke kamar saya karena saya tidak ingin menunjukkan kepada semua orang ketika saya berdiri di sekitar sana dan tidak dapat berhenti menangis," ujar eks pelatih Borussia Dortmund itu.

"Kemudian saya menyadari langkah demi langkah bahwa jelas ada tekanan! Menjadi pelatih klub ini adalah kehormatan besar. Saya melihatnya sebagai keberuntungan, tetapi itu juga adalah tanggung jawab," ucap Klopp.

"Jelas beban itu lepas dari pundak saya pada saat itu. Keberhasilan tersebut sangat aneh, sangat bagus, sangat emosional, sebuah momen yang sangat spesial dalam hidup saya," kata pelatih berkebangsaan Jerman itu menambahkan.

Juergen Klopp berharap Liverpool bisa bisa mempertahankan trofi Liga Inggris dan menjuarai Liga Champions lagi pada musim depan.

Halaman
12
Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved