Luar Negeri
Pejabat Keamanan Lebanon Telah Peringatkan PM dan Presiden, Amoniak Nitrat Dapat Hancurkan Beirut
Pejabat keamanan Lebanon mengaku sudah memperingatkan Perdana Menteri dan Presiden pada Juli 2020. Dikatakan, 2.750 ton amoniak nitrat yang disimpan
"Saya tidak tahu di mana itu diletakkan dan saya tidak tahu betapa berbahayanya itu."
"Saya tidak punya kewenangan untuk menangani pelabuhan secara langsung."
"Ada hirarki dan semua orang yang tahu seharusnya mengetahui tugas mereka untuk melakukan yang diperlukan, "kata Aoun.
Banyak pertanyaan mengenai mengapa pengiriman amoniaknitrat di Beirut pada akhir 2013.
Yang lebih membingungkan, mengapa begitu banyak bahan berbahaya, yang digunakan dalam bom dan pupuk, dibiarkan di sana begitu lama.
Surat yang dikirim ke presiden dan perdana menteri Lebanon itu mengikuti serangkaian memo.
Surat dikirim ke pengadilan negara itu selama enam tahun sebelumnya oleh pejabat pelabuhan, bea cukai dan keamanan juga menyuarakan hal sama.
Mereka berulang kali mendesak hakim untuk memerintahkan penghapusan amoniak nitrat dari posisinya karena dekat ibu kota.
Laporan Direktorat Jenderal Keamanan Negara mengatakan banyak permintaan telah diajukan, tanpa memberikan jumlah pastinya.
Dikatakan departemen manifes pelabuhan mengirim beberapa permintaan tertulis ke Direktorat Bea Cukai hingga 2016.
Mereka mengharapkan hakim untuk memerintahkan material itu segera diekspor kembali.
"Tapi hingga saat ini, belum ada keputusan yang dikeluarkan atas masalah ini."
"Setelah berkonsultasi dengan salah satu ahli kimia kami, ahli tersebut memastikan bahan ini berbahaya dan digunakan untuk menghasilkan bahan peledak," kata laporan Direktorat Jenderal Keamanan Negara.
Pada Januari 2020, seorang hakim meluncurkan penyelidikan resmi setelah ditemukan diHangar 12, tempat penyimpanan nitrat, tidak dijaga.
Ditemukan lubang di dinding selatannya dan salah satu pintunya copot, yang berarti bahan berbahaya tersebut berisiko dicuri.