Berita Aceh Tamiang

Nelayan Tamiang Masih Bergantung Es Balok dari Medan, Ini Penyebabnya

“Sebenarnya pabrik es balok ini ada juga yang lebih dekat dari Medan, tapi kualitasnya tidak lebih baik dari Medan. Lebih mudah mencair,” kata Safuan

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Konjen Malaysia untuk Medan Aiyub Omar (duduk kiri) bersama Bupati Aceh Tamiang Mursil saat mendengarkan pemaparan potensi wisata dan ekonomi di Aceh Tamiang, Rabu (12/8/2020). SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA 

“Sebenarnya pabrik es balok ini ada juga yang lebih dekat dari Medan, tapi kualitasnya tidak lebih baik dari Medan. Lebih mudah mencair,” kata Safuan

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Nelayan di Aceh Tamiang masih mengandalkan kiriman es balok dari Medan.

Pemkab Aceh Tamiang berupaya menarik investor untuk mengakhiri ketergantungan ini.

Ketergantungan ini diungkapkan Kadis Pangan, Perikanan dan Perikanan (PKP) Aceh Tamiang, Safuan di hadapan Konsulat Jenderal Malaysia untuk Medan, Aiyub Omar yang hadir ke Aceh Tamiang bersama Aceh Business Community (Abicomm), sebuah perkumpulan pengusaha sukses asal Aceh di Medan, Rabu (12/8/2020).

Safuan mengungkapkan kebutuhan es balok ini sangat tinggi, mengingat nelayan membutuhkan minimal empat hari hingga satu minggu di laut.

“Sebenarnya pabrik es balok ini ada juga yang lebih dekat dari Medan, tapi kualitasnya tidak lebih baik dari Medan. Lebih mudah mencair,” kata Safuan.

Kemendagri: Tidak Ada Alasan Pembatalan Proyek Multiyears APBA 2020 kecuali Ada Putusan MA

Ungkap Motif Pembunuhan Warga Peulanteu, Polisi Periksa Kedua Orang Tua Korban

Mengira Cokelat, Nenek Ini Makan Umpan Ikan Hias yang Disimpan di Kulkas

Menurutnya nelayan di Aceh Tamiang saat ini lebih memilih tidak melaut bila tidak dibekali es balok dari Medan.

Kondisi ini berdampak pada minimnya kuantitas ikan yang otomatis membuat perekonomian nelayan terpuruk.

“Kalau kita lihat, nalayan kita ini banyak berkumpul di TPI. Bukan karena malas, tapi mereka menunggu es balok dari Medan. Kalau truk esnya tidak datang, mereka tidak jadi melaut,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Safuan berharap investor dari Medan ataupun Malaysia bersedia mendirikan satu pabrik es balok di salah satu kecamatan pesisir Aceh Tamiang, yaitu Bendahara, Manyakpayed, Bandamulia atau Seruway.

Kehadiran es balok ini menurutnya bukan hanya membantu nelayan, tapi juga memberi keutungan bagi pemerintah daerah dalam bentuk PAD.

Selain menyampaikan kebutuah pabrik es balok, Safuan juga mengungkapkan tentang ketersediaan barang pengawet ikan alami yang masih sangat jauh dari cukup.

“Ketersediaan hari ini Cuma untuk 30 ton ikan, sementara tangkapan nelayan kita per tahunnya mencapai 44 ribu ton,” ungkapnya.

Dalam kunjungan itu, Pemkab Aceh Tamiang melalui beberapa kepala dinas memaparkan sejumlah potensi pariwisata dan pertanian yang bisa digarap dengan melibatkan investor.

“Kami memiliki wisata sejarah seperti Bukit Kerang atau wisata alam seperti Gunung Pandan yang sangat berpotensi menarik wisatawan asing maupun lokal,” kata Kadisparpora Aceh Tamiang, Muslizar. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved