Luar Negeri
AS Akui Sita Empat Kapal Tanker Iran Tujuan Venezuela
Departemen Kehakiman AS, Jumat (14/8/2020) mengkonfirmasi menyita kargo bahan bakar di empat kapal tanker.
SERAMBINEWS,COM, WASHINGHTON - Departemen Kehakiman AS, Jumat (14/8/2020) mengkonfirmasi menyita kargo bahan bakar di empat kapal tanker.
Kapal itu dikirim oleh Iran ke Venezuela yang sedang dilanda krisis ekonomi.
"Dengan bantuan mitra asing, properti yang disita ini berada dalam tahanan AS," kata Departemen Kehakiman.
Dikatakan, ada lebih dari satu juta barel minyak bumi dan menyebutnya sebagai penyitaan pengiriman bahan bakar terbesar yang pernah ada dari Iran.
Departemen sudah mengeluarkan surat perintah bulan lalu untuk menyita kapal tanker Bella, Bering, Pandi dan Luna, seperti dilansir AP, Jumat (14/8/2020).
The Wall Street Journal melaporkan mengutip pejabat AS, bahwa kapal-kapal itu disita di laut dan sedang dalam perjalanan ke Houston.
Departemen Kehakiman tidak memberikan rincian tentang situasi penyitaan tersebut.
Mereka menuduh Iran secara paksa menaiki kapal yang tidak terkait setelah empat kapal tanker itu ditangkap dalam upaya nyata untuk memulihkan minyak bumi yang disita.
Pejabat militer AS mengatakan insiden terjadi di Teluk Oman, dengan Iran menggunakan helikopter dan dua kapal untuk mengambil alih kapal.
Sebuah kapal tanker minyak dan bahan kimia berbendera Liberia, selama beberapa jam.
• Kampus Jamia Millia Islamiyah Tuntut Polisi New Delhi, Lakukan Kekerasan Terhadap Mahasiswa
• Presiden India Beri Penghormatan, Para Korban Ladakh Dianggap Sebagai Syuhada
• Iran dan Turki Sebut UEA Tikam Rakyat Palestina dari Belakang
AS menuduh pengusaha Iran Mahmoud Madanipour, yang diduga memiliki hubungan dengan Pengawal Revolusi, mengatur pengiriman minyak ke Venezuela.
Dia menggunakan perusahaan dan transfer antar kapal untuk menghindari sanksi terhadap Iran.
Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak 2018.
Ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian multinasional yang membekukan program nuklir Iran.
Bahkan, menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran.
