Luar Negeri
Jepang Peringati Kalah Perang Dunia II ke-75, Aceh Peringati Perjanjian Damai MoU Helsinki ke-15
Jepang dan Aceh tidaklah dapat dibandingkan, Jepang satu negara dan Aceh hanyalah sebuah wilayah dalam NKRI.
Penulis: M Nur Pakar | Editor: M Nur Pakar
SERAMBINEWS.COM, TOKYO - Jepang dan Aceh tidaklah dapat dibandingkan, Jepang satu negara dan Aceh hanyalah sebuah wilayah dalam NKRI.
Tetapi, kepahitan perang sama-sama dirasakan oleh keduanya, dimana korban berjatuhan akibat perang.
Tetapi, bedanya lagi, Jepang menguasai negara lain, seperti China, Korea Selatan, sampai Indonesia
Tanggal 15 Agustus merupakan tonggak sejarah Aceh untuk terus memelihara perdamaian dan tanpa ada lagi benih-benih permusuhan.
Konflik bersenjata yang telah terjadi, biarlah mejadi catatan sejarah dan tidak akan terulang lagi selamanya.
Kedamaian merupakan sebuah Rahmat dari Allah SWT yang harus terus dijaga sampai akhir hayat.
Bumi Aceh yang terus bertumpahan darah, akhirnya dihentikan oleh guncangan gempa disusul tsunami dahsyat 26 Desember 2004.
Ratusan ribu jiwa meninggal dan hilang, sudahlah cukup untuk Aceh.
Saat ini, semuanya harus bersama-sama membangun Aceh.
Dan terus menjaga perdamaian Helsinki 15 Agustus 2005 yang hanya berselang delapan bulan dari tsunami yang meluluhlantakkan Aceh.

Sedangkan Jepang menandai menyerah dalam Perang Dunia II, dengan Kaisar Naruhito mengungkapkan penyesalan mendalam" atas tindakan negaranya di masa perang.
Dia menyampaikan dalam upacara tahunan yang suram akiab pandemi virus Corona.
Naruhito berjanji untuk merefleksikan peristiwa perang dan mengungkapkan harapan tragedi itu tidak akan terulang lagi.
Tidak ada kata permintaan maaf dari Perdana Menteri Shinzo Abe, yang bersyukur atas pengorbanan perang Jepang yang tewas, tetapi tidak mengatakan apa-apa tentang penderitaan negara tetangga Jepang.
"Merenungkan masa lalu dan mengingat perasaan penyesalan yang mendalam, saya sangat berharap kerusakan akibat perang tidak akan terulang," kata Naruhito dalam pidato singkatnya di acara di Tokyo.