Berita Abdya

Pemerintah Aceh Lanjutkan Pembangunan Jembatan Krueng Teukuh

Pemerintah Aceh menetapkan PT Multi Putra Inti sebagai pemenang tender pembangunan jembatan Krueng Teukuh di Abdya.

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM/RAHMAT SAPUTRA
Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Abdya bersama pimpinan DPRK Abdya dan Kepala Dinas PU Absya meninjau jembatan Kreung Teukuh yang ambruk diterjang banjir, Senin (29/8/2016). 

Laporan Rahmat Saputra | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Pemerintah Aceh telah menetapkan pemenang tender pembangunan jembatan Krueng Teukuh, Gampong Lama Muda, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Proyek dengan anggaran sebesar Rp 13 miliar lebih itu, dimenangkan oleh PT Multi Putra Inti.

Dengan adanya pemenang tender jembatan itu, maka janji Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT kepada Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH yang melakukan kunjungan pada malam hari bersama Anggota DPR-RI Teuku Riefky Harsya pada 18 Desember 2018, terjawab sudah.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Abdya, Ir Moch Tavip MM saat dikonfirmasi Serambinews.com, membenarkan pembangunan jembatan Krueng Teukuh resmi dilanjutkan kembali pada 2020.

"Iya benar dilanjutkan, hasil koordinasi ke provinsi, sudah ada pemenangnya, dalam bulan ini mereka sudah mulai kerja," ujar kepala Dinas PUPR Abdya, Ir Moch Tavip MM.

Ia berharap pembangunan jembatan sepanjang 60 meter itu, bisa terealisasi tepat waktu, sehingga bisa dimanfaatkan oleh para petani yang merindukan jembatan tersebut.

Ia mengakui, jembatan tersebut sempat dilakukan pembatalan tender, akibat adanya pengalihan anggaran untuk covid-19.

Hal itu dilakukan, menindak lanjuti rapat terbatas (ratas) antara Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan unsur pimpinan DPRA, di Pendopo Gubernur Aceh beberapa waktu lalu.

Namun, sebelum dibatalkan itu, ketua DPRK Abdya, Nurdianto sempat melayangkan surat kepada Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah MT, untuk tetap melanjutkan dan tidak menunda tender pembangunan jembatan tersebut.

Alhasil, berkat dukungan semua pihak, jembatan tersebut kini pun dilanjutkan kembali.

Untuk diketahui, rencananya anggaran Rp 13 miliar itu, akan membangunan jembatan dari rangka baja sepanjang 60 meter.

Anggaran Rp 13 miliar itu, selain rangka baja, juga sudah termasuk pengaman jembatan.

Pembangunan jembatan sepanjang 60 meter itu, akan menghubungkan dari Desa Drien Leukit, Kecamatan Kuala Batee menuju Kecamatan Babahrot melalui jalan lebar 30 meter.

Cut Laila Ditemukan Meninggal di Krueng Meureubo, Korban Melompat Saat Suami Ikat Boat

Ternyata Ini Penyebabnya 42 Sampel Swab dari Nagan belum Keluar Hasil, Padahal Dikirim 2 Pekan Lalu

UPDATE Covid-19 Aceh; Positif Baru 25 Orang, 2 Meninggal Dunia

Seperti diketahui, Pembangunan Jembatan Krueng Teukuh, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Abdya sempat gagal dibangun pada 2019.

Padahal, masyarakat setempat sudah sangat membutuhkan jembatan itu, segera dibangun untuk kelancaran transportasi menuju lahan pertanian dan perkebunan.

Awal kepemimpinan Akmal-Muslizar, jembatan tersebut telah masuk dalam anggaran Dana Alokasi Khusus Aceh (Doka) atau Otsus 2018 sebesar Rp 10 Miliar.

Sayangnya, anggaran yang telah disepekati itu 'berubah' ditengah jalan, dan dialihkan untuk pembangunan jembatan Mancang Riek, Kecamatan Setia dengan anggaran Rp 10 miliar.

Anggaran Rp 10 miliar itu, rencananya untuk pengadaan rangka baja sepanjang 105 meter, biaya pemasangan dan pengecoran lantai jembatan.

Pengadaan jembatan yang mencapai 105 meter itu, dilakukan mengingat pemasangan jembatan Krueng Teukuh akan dilakukan dengan sistem kantilever atau tanpa perancah bawah, sehingga dibutuhkan rangka lebih panjang atau lebih 45 meter, sebagai penopang.

Seperti diketahui, jembatan Krueng Teukuh tersebut pernah terhenti pada tahun 2012, akibat terjadinya pemutusan kontrak.

Namun, pembangunannya kembali dilanjutkan pada tahun 2016, menggunakan anggaran APBK sekitar Rp 7,2 miliar. 

Sayangnya, saat pemasangan jembatan rangka baja sudah mencapai 50 meter (dari total panjang 60 meter), jembatan tersebut ambruk, akibat air hujan yang membawa potongan kayu, dan pohon sawit kemudian menghantam tiang penyanggah rangka baja tersebut.

Tidak diketahui pasti, tiang penyanggah dari pohon kelapa itu, dengan mudah roboh, sehingga rangka baja itu ambruk ke dasar sungai, dan hingga saat ini rangka baja itu tidak berhasil diangkat, dan kini rangka baja itu menjadi mubazir.(*)

VIDEO - Antusiasme Rakyat Aceh Saat Peringati 1 Tahun MoU Helsinki

Abdullah Puteh: Peringatan Perdamaian jangan Hanya Sebatas Seremonial

Dinilai Bukan Aib, Anggota DPRK Subulussalam Minta Pemerintah Buka Data Pasien Covid-19

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved