Luar Negeri

Kematian Akibat Lockdown di India Memicu Perdebatan Tentang Kebrutalan Polisi

Selama 2,5 menit, DJ radio India yang populer menggambarkan detail penyiksaan dan pembunuhan seorang ayah dan anak dalam sel tahanan polisi.

Editor: M Nur Pakar
AFP/NARINDER NANU
Polisi Punjab mengambil posisi dalam peringatan HUT Kemerdekaan ke-74 India di Amritsar, India, Sabtu (15/8/20202). 

Dalam laporan internal, polisi biasanya mengaitkan kematian tersebut dengan penyebab lain seperti bunuh diri, penyakit yang sudah ada sebelumnya, atau penyebab alami.

Namun, dalam banyak kasus yang didokumentasikan oleh kelompok hak asasi manusia dan penyelidik yang ditunjuk pemerintah, kematian ditentukan sebagai akibat dari penyiksaan.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia negara itu mengatakan dalam laporan tahunan 2017 bahwa kekerasan dalam tahanan begitu merajalela sehingga hampir menjadi rutinitas.

Ditambahkan, banyak kematian dalam tahanan dilaporkan setelah penundaan yang cukup lama atau tidak dilaporkan sama sekali.

Kementerian Dalam Negeri India, yang bertanggung jawab atas hukum dan ketertiban, tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari masalah tersebut.

Di India, penjahat sering terbunuh dalam apa yang polisi dan pejabat militer sebut sebagai kebetulan.

Seperti satu bulan lalu ketika seorang tersangka yang dicari sehubungan dengan kematian delapan petugas polisi ditembak mati.

Setelah polisi mengatakan dia menyambar pistol ketika mencoba untuk kabur, tetapi Aktivis dengan cepat meragukan pernyatana itu.

Namun tidak seperti kematian ayah dan anak, kasus itu ditanggapi dengan sedikit kemarahan publik.

Karena sistem peradilan yang tersumbat di negara itu lambat untuk memastikan penuntutan dan hukuman, pembunuhan semacam itu sering kali didorong oleh para politisi.

Bahkan, dirayakan dalam film Bollywood populer, sangat didukung oleh publik dan diberi penghargaan oleh pejabat negara dengan promosi yang tidak tepat dan hadiah gagah berani kepada polisi

Desember 2019 lalu, dalam kunjungan ke TKP, polisi menembak mati empat pria yang dicurigai melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang wanita muda yang tubuhnya telah dibakar.

Beberapa jam setelah penembakan, sekitar 2.000 orang berkumpul di lokasi untuk merayakan, membagikan permen dan membanjiri polisi dengan kelopak bunga.

Lambatnya sistem peradilan India berarti seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk menyelesaikan kasus.

Tumpukan puluhan juta kasus pengadilan yang menunggu keputusan telah secara signifikan mengikis kepercayaan publik terhadap sistem tersebut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved