Luar Negeri

UEA Jadi Negara Pertama di Arab Hubungkan Pembangkit Nuklir ke Jaringan Listrik Nasional

Uni Emirat Arab (UEA) yang kaya minyak, Rabu (19/8/2020) mengumumkan telah menghubungkan pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah ke jaringan lsitrik

Editor: M Nur Pakar
AFP
Pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah di wilayah Gharbiya, Abu Dhabi, barat ibukota Uni Emirat Arab (UEA). 

SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Uni Emirat Arab (UEA) yang kaya minyak, Rabu (19/8/2020) mengumumkan telah menghubungkan pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah ke jaringan lsitrik nasional.

UEA mengklaim sebagai negara pertama di Timur Tengah yang berhasil melakukan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (20/8/2020).

Tonggak sejarah tersebut menyusul keberhasilan start-up reaktor pertama pabrik pada akhir bulan lalu.

Kemudian meluncurkan jalan untuk memenuhi 25 persen kebutuhan listriknya dari tenaga nuklir.

"Sambungan yang aman dan sukses dari Unit 1 ke jaringan UEA menandai momen kunci kami," CEO Emirates Nuclear Energy Corporation, Mohamed Ibrahim al-Hammadi.

Dia berharap akan dapat mewujudkan misi menggerakkan bangsa dengan listrik bersih sepanjang waktu.

"Kami yakin pada orang-orang kami dan teknologi untuk terus maju untuk mencapai penyelesaian tiga unit yang tersisa," ujarnya.

UEA dan Yahudi Sudah Berkomunikasi Secara Diam-diam Selama 15 Tahun Sebelum Buka Hubungan Diplomatik

UEA Harapkan Jet Siluman Canggih F-35 Buatan AS, Israel Tak Akan Jual dengan Harga Berapapun

Presiden Israel Undang Putra Mahkota UEA, Pengusaha Emirat Buka Hubungan dengan Israir

Dia berharap tujuan memberi daya hingga 25 persen dari kebutuhan listrik UEA setidaknya untuk 60 tahun ke depan.

Pembangkit di pantai Teluk barat Abu Dhabi sedianya sudah berjalan pada akhir 2017.

Tetapi menghadapi sejumlah penundaan yang oleh para pejabat dikaitkan dengan persyaratan keselamatan dan peraturan.

UEA memiliki cadangan minyak dan gas besar.

UEA hanya dengan populasi 10 juta jiwa, tetapi haus akan daya listri.

Sehingga, telah melakukan investasi besar dalam mengembangkan alternatif bersih, termasuk energi surya.

Barakah, yang dalam bahasa Arab berarti "berkah", adalah daerah yang pertama.

Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, telah menyatakan rencana serupa.

Akan membangun hingga 16 reaktor nuklir, tetapi proyek tersebut belum terwujud.

Barakah dibangun oleh konsorsium yang dipimpin oleh Korea Electric Power Corporation dengan biaya sekitar 24,4 miliar dolar AS.

Lebih dari 950 kilometer saluran listrik overhead 400 kV harus dibangun untuk menghubungkan pembangkit listrik ke jaringan.

Tiga reaktor Barakah lainnya dikatakan hampir siap untuk dioperasikan.

Pekerjaan konstruksi pada Unit 2 telah selesai, dan Unit 3 dan 4 masing-masing telah selesai 93 persen dan 86 persen.

UEA terletak tepat di seberang Teluk dari Iran yang memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir sendiri di luar kota pesisir Bushehr, serta program pengayaan uranium yang kontroversial.

UEA telah berulang kali mengatakan ambisi nuklirnya untuk "tujuan damai" dan telah mengesampingkan pengembangan program pengayaan atau teknologi pemrosesan ulang nuklir.

UEA juga bergerak untuk menghilangkan kekhawatiran tentang keselamatan.

Dengan menggarisbawahi pembangkit telah menyambut lebih dari 40 tinjauan internasional dan misi inspeksi.

Qatar yang berdekatan, target boikot oleh Arab Saudi, UEA dan lainnya sejak Juni 2017, mengatakan tahun pembangkit Barakah menimbulkan ancaman bagi perdamaian regional.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved