Video

VIDEO - Dari Keumamah Hingga Kupiah, Ini Deretan Jajanan dan Kerajinan Khas Aceh

sebanyak 17 pelaku UMKM berkongsi mendirikan Asia Mart untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan secara bersama-sama.

Penulis: Octa Chandra | Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM – Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh, kini sedang menapaki babak baru.

Setelah membentuk Asosiasi Saudagar Industri Aceh (ASIA), para pelaku UMKM di Aceh mulai memasarkan produk mereka secara terintegrasi pada pasar swalayan yang dibangun secara bersama-sama.

Sebagai langkah awal, sebanyak 17 pelaku UMKM berkongsi mendirikan Asia Mart untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan secara bersama-sama.

Hal itu disampaikan Ketua DPP ASIA, Teuku Dhahrul Bawadi, dalam pertemuan dengan pengusaha nasional asal Aceh, Ismail Rasyid, di Kantor DPP ASIA, Jalan Prof Ali Hasyimi, Pango Raya, Banda Aceh, Jumat (21/8/2020).

Selain Dhahrul Bawadi, pertemuan itu juga dihadiri belasan pelaku UMKM di Aceh yang bernaung di bawah ASIA.

Dhahrul mengatakan, saat ini Asia Mart baru beroperasi di satu lokasi, yaitu di lokasi yang sama dengan Kantor DPP ASIA. Di sini, kata Dhahrul pihaknya memasarkan sebanyak 750 produk milik UMKM dari seluruh Aceh.

Geger Pekerja Proyek Lihat Penampakan Pengantin Hantu Berjalan Mengambang: Saya Tidak Bisa Tidur

Kisah Pilu Dinda Jadi PSK Demi Beli Obat untuk Ibu yang Sakit, Kuat Layani 8 Tamu Sehari

Produk itu mencakup berbagai jenis makanan, minuman, produk kesehatan, hasil kerajinan tangan, dan lainnya. Seperti, keumamah (ikan kayu), cake, kacang-kacangan, minyak VCO, minyak rambut, hand sanitizer, teh temu lawak, minuman jahe, serta berbagai souvenir seperti tas, baju, hingga kupiah (peci) khas Aceh.

Dalam pertemuan dengan Ismail Rasyid, para pengusaha kecil Aceh ini mengharapkan agar CEO PT Trans Continent ini membantu memberikan fasilitas dan pelatihan kepada para anggota ASIA agar bisa menembus pasar nasional dan internasional.

Dhahrul Bawadi mengatakan, kendala terbesar yang dihadapi oleh sebagian besar pelaku UMKM di Aceh saat ini adalah belum adanya standarisasi dan legalitas produksi, sehingga tidak bisa dipasarkan ke pasar nasional maupun internasional.

Karenanya, Bawadi dan rekan-rekannya berharap Ismail Rasyid bersedia memberikan tempat bagi para anggota ASIA untuk memiliki tempat produksi bersama, sekaligus pembinaan untuk standarisasi dan pengurusan legalitas produk yang mereka hasilkan.

Menanggapi hal ini, Ismail Rasyid, pemilik 7 perusahaan nasional yang bernaung di bawah Royal Grup, menyatakan kesiapannya untuk menyediakan tempat dan membantu para pelaku UMKM ini dengan kerja sama saling menguntungkan.

“Insya Allah nanti bisa dipakai satu bagian di basecamp kami di kawasan Krueng Raya Aceh Besar.

Insya Allah saya akan menyediakan fasilitas pendukung lainnya, dengan bentuk kerja sama saling menguntungkan,” kata Ismail Rasyid sembari meminta Dhahrul Bawadi menyiapkan berkas yang dibutuhkan.(*)

Editor Video: Octa Chandra

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved