Luar Negeri

Donald Trump Kirim Menlu dan Jared Krushner ke Timur Tengah, Bujuk Tetangga UEA Ikuti Jejaknya

Presiden AS Donald Trump akan mengirim dua pejabat tinggi ke Timur Tengah minggu ini. Hal itu untuk memanfaatkan momentum kesepakatan bersejarah

Editor: M Nur Pakar
AFP/SAUL LOEB
Presiden AS, Donald Trump berbicara dalam even Pelajar untuk Trump di Dream City Church, Phoenix, Arizona, Rabu (24/6/2020). 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump akan mengirim dua pejabat tinggi ke Timur Tengah minggu ini.

Hal itu untuk memanfaatkan momentum kesepakatan bersejarah Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) menjalin hubungan diplomatik.

Tiga diplomat AS mengatakan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan penasihat senior dan Jared Kushner menantu Presiden Donald Trump.

Keduanya akan melakukan kunjungan terpisah ke berbagai negara di wilayah tersebut, seperti dilansir AP, Minggu (23/8/2020).

Hal itu untuk mendorong pemulihan hubungan Arab-Israel setelah Kesepakatan Israel -UEA.

Pompeo diperkirakan terbang pada Minggu (30/8/2020) ke Israel, Bahrain, Oman, Uni Emirat Arab, Qatar dan Sudan, menurut para diplomat.

Kushner berencana mengunjungi Israel, Bahrain, Oman, Arab Saudi dan Maroko, kata para diplomat.

Tidak ada perjalanan yang diharapkan menghasilkan pengumuman terobosan langsung, kata para diplomat.

Meskipun keduanya bertujuan untuk menyelesaikan setidaknya satu, dan berpotensi lebih, kesepakatan normalisasi dengan Israel dalam waktu dekat ini.

UEA Punya Misi Terselubung Buka Hubungan dengan Israel, Permudah Pembelian Persenjataan Canggih AS

Pemukim Yahudi Tepi Barat Sebut Netanyahu Tipu Mereka, Tunda Pencaplokan Seusai Sepakat dengan UEA

UEA dan Yahudi Sudah Berkomunikasi Secara Diam-diam Selama 15 Tahun Sebelum Buka Hubungan Diplomatik

Pompeo juga berencana bertemu di Qatar dengan anggota Talban untuk membahas pembicaraan damai intra-Afghanistan.

Hal itu menjadi kunci penarikan pasukan AS yang tersisa di Afghanistan.

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri tidak mengomentari perjalanan yang direncanakan.

Tetapi terus mendorong normalisasi Arab-Israel bahkan tanpa resolusi untuk konflik Israel-Palestina.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo saat konferensi pers Kantor Kemenlu AS, di Washington, DC, pada Jumat (11/5/2018). (AFP/Mandel Ngan).
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo saat konferensi pers Kantor Kemenlu AS, di Washington, DC, pada Jumat (11/5/2018). (AFP/Mandel Ngan). ()

Mereka juga datang ketika pemerintah telah mengambil langkah kontroversial dengan memicu pemulihan semua sanksi internasional terhadap Iran.

Sesuatu yang hanya didukung oleh Israel dan negara-negara Teluk Arab secara publik.

Israel dan Uni Emirat Arab mengumumkan pada 13 Agustus 2020, mereka akan menjalin hubungan diplomatik penuh.

Dalam kesepakatan yang ditengahi AS itu, Israel harus menghentikan rencana kontroversialnya.

Mencaplok lagi tanah Tepi Barat yang diduduki yang dicari oleh Palestina.

Perjanjian bersejarah tersebut memberikan kemenangan kebijakan luar negeri utama Trump.

Apalagi, pemilihan kembali presiden AS digelar pada November 2020.

Tetapi, hal itu mencerminkan Timur Tengah yang berubah.

Ada kekhawatiran bersama tentang musuh bebuyutan Iran telah mengambil alih dukungan tradisional Arab untuk Palestina.

Pejabat AS dan Israel telah menyarankan lebih banyak negara Arab segera mengikuti jejak UEA.

Bahrain dan Oman diyakini paling dekat untuk menyegel kesepakatan tersebut.

Penasihat Top Gedung Putih, Jared Kushner
Penasihat Top Gedung Putih, Jared Kushner (AFP/TASOS KATOPODIS / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)

Sementara, Kushner, bersama dengan utusan Gedung Putih Avi Berkowitz, Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien, dan Utusan Khusus Departemen Luar Negeri untuk Iran Brian Hook.

Diperkirakan mereka akan singgah di Israel dan beberapa negara Teluk.

Tujuan dari perjalanan ini untuk mengetahui hari-hari awal kesepakatan Israel-UEA dan memberi selamat kepada para pemimpin negara.

Tetapi juga dilaporkan akan berusaha mendorong negara-negara lain di kawasan itu.

Termasuk Arab Saudi, Bahrain, dan Oman, untuk melakuan perjanjian serupa dengan Israel.

Para pejabat AS telah menargetkan ketiga negara itu sebagai kemungkinan membangun hubungan diplomatik dengan Israel.

Presiden Trump secara khusus mengharapkan Arab Saudi untuk mengikuti UEA.

Tetapi Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan tidak akan mungkin sampai Israel mencapai perdamaian dengan Palestina.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved