Berita Bener Meriah

Bener Meriah Minta Warga Dukung Radio Rimba Raya dan Damaran Baru Ecovillage Dalam Nominasi API 2020

Dua destinasi wisata di Kabupaten Bener Meriah yang memiliki latar belakang berbeda terpilih dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2020

Penulis: Budi Fatria | Editor: M Nur Pakar
For: Serambinews.com
Kadis Pariwisata Budaya dan Olah Raga Bener Meriah, Irmansyah SSTP MSos 

Dan yang terakhir sebut Irmansyah, perundingan penyerahan kedaulatan yang dikenal dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Denhaag, Belanda tahun 1949.

Irmansyah juga merincikan, salah satu syarat dari Konferensi Meja Bundar itu, kerajaan Belanda harus menyerahkan kedaulatan atas Indonesia sepenuhnya kepada Republik Indonesia Serikat.

Dengan tidak bersyarat lagi dan tidak dapat dicabut.

Berdasarkan kutipan buku yang sama, katanya, perundingan itu menghasilkan sejumlah dokumen.

Piagam Kedaulatan, Statuta (Konstitusi Lembaga Internasional) Persatuan, Kesepakatan Ekonomi dan Kesepakatan Sosial dan Militer.

Informasi serangan umum 1 Maret 1949 yang monumental hingga TNI menguasai Yogyakarta selama enam jam merupakan prestasi yang sangat luar biasa.

"Prestasi ini disiarkan melalui Radio Rimba Raya, banyak referensi tertulis tentang fakta sejarah ini, kita ketahui saat itu hanya Aceh yang berdaulat dan tidak dikuasai oleh Belanda,” ujarnya.

Dia menyebutkan, saat itu, hasil siaran dari Radio Rimba Raya terdengar sampai ke Semenanjung Melayu (Malaysia), Singapura, Saigon (Vietnam), Manila, All India Radio bahkan Australia dan Eropa.

“Satu-satunya Radio milik pejuang Aceh yang dapat ekspansi frekuensi siaran jarak jauh, ya, Radio Rimba Raya,” beber Irmansyah.

Irmansyah juga menyebutkan, berdasarkan buku Rusdi Sufi (1999) Radio Rimba Raya menyiarkan dalam enam bahasa yaitu bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Arab, Cina dan Urdu.

Maka dari itu Aceh dikenal dengan sebutan Daerah Modal dan Perjuangan, Radio Rimba Raya mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Satu dari sekian banyak kontribusi Aceh terhadap republik ini, jelasnya.

Menurut Irmansyah, beberapa tokoh nasional asal Aceh sepakat membangun tugu atau monumen untuk mengenang jasa perjuangan Radio Rimba Raya ini.

Dikatakan, pada 22 April 1988 dilaksanakan peresmian tugu/monumen Radio Rimba Raya oleh Bustanil Arifin yang pada saat itu menjabat Menteri Koperasi/Kepala Bulog.

Kata Irmansyah, Monumen Radio Rimba Raya merupakan bangunan yang bersejarah dan sudah menjadi tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved