Berita Aceh Tengah

Tgk H Arifin Hasan, Jejak Anak Gunung Gayo Menempuh Pendidikan di Masa Sulit

Tgk H Arifin Hasan, lahir di Bintang, Aceh Tengah, 12 Juni 1932. Anggota DPRGR Aceh Tengah pada 1966-1970, dan menjadi Ketua DPRD GR 1970-1971.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Kulit buku "Jejak Langkah Yang Kulalui" oleh Tgk Arifin Hasan, ulama, politisi dan birokrat di Aceh Tengah 

Tgk H Arifin Hasan, lahir di Bintang, Aceh Tengah, 12 Juni 1932. Anggota DPRGR Aceh Tengah pada 1966-1970, dan menjadi Ketua DPRD GR 1970-1971.

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sebuah buku berisi jejak langkah mantan Ketua DPRD GR (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong) Aceh Tengah,  Tgk H Arifin Hasan.

Buku tersebut berjudul “Jejak Tapak Langkah Yang Kualalui.”  

Ditulis dengan indah dan runut, meski berisi kisah hidup pribadi, tapi menyimpan banyak persinggungan dengan beberapa peristiwa bersejarah di kabupaten berhawa sejuk itu, juga beberapa kota di Aceh.

Tgk H Arifin Hasan, lahir di Bintang, Aceh Tengah, 12 Juni 1932. Anggota DPRGR Aceh Tengah pada 1966-1970, dan menjadi Ketua DPRD GR 1970-1971.

Ketika DPRD GR berubah jadi DPRD, Tgk Arifin Hasan ikut duduk di lembaga tersebut pada 1971-1974.

Baru 7 Bulan Jalani Hukuman, Napi Lapas Kelas IIB Langsa Kembali Mengulah Suruh Istrinya Antar Sabu

Jadi Korban Salah Tangkap, Bocah 13 Tahun Babak Belur Dihajar Polisi, Polda: Tak Sengaja

Bara JP Aceh Harap Tol Aceh Hingga Lampung Selesai Tahun 2024

Ia adalah Ketua Partai Nahdlatul Ulama Aceh Tengah dua periode, 1963-1967, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aceh Tengah  1990-1995.

Belakangan Tgk Arifin Hasan, yang pernah menjadi Kepala Kantor Departemen Agama (1975-1980), sebagai Wakil Ketua DPD Golkar Aceh Tengah dua periode, 1977-1987.

Yang menarik dari buku yang diterbitkan Mahara Publishing Jakarta, 2020 ini adalah berisi rekam hidup Tgk Arifin Hasan, tapi bukan catatan harian. 

Melainkan sebuah rekaman yang penuh dengan cerita dengan segala pernak perniknya.

Menyimpan sisi-sisi humanis yang dalam perjuangan seorang anak gunung dari dataran tinggi Gayo, tatkala menempuh pendidikan di masa sulit.

Ia tulis sendiri kisahnya ini, mulai sejak kecil, masa-masa remaja, saat menempuh pendidikan sekolah rakyat, sekolah menengah, berpindah-pindah sekolah ke Bireuen, Langsa, Sigli, Banda Aceh dan kemudian Bukittinggi Sumatera Barat, dan terakhir di Bandung, Sekolah Guru Hakim Agama (SGHA).

Juga tak ketigalan drama-drama perkelahian kecil saat berada di Langsa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved