Komunitas
PUMA Aceh, Wadah Driver Ambulance Bersilaturahmi dan Menghadapi Tantangan
“Dalam bertugas, risiko itu sering kami hadapi sendiri, bahkan tak jarang dibebankan tanggungjawab ke pribadi kami selaku driver.”
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
Para driver ambulance mengaku sering berhadapan dengan tantangan dalam melaksanakan tugas-tugas yang bersifat emergency.
Persoalan terbesar adalah risiko di jalan saat membawa pasien darurat.
“Risiko itu sering kami hadapi sendiri, bahkan tak jarang dibebankan tanggungjawab ke pribadi kami selaku driver,” ungkap seorang driver ambulance.
• Lagi, Pasien Covid-19 Aceh Sembuh 13 Orang, Kasus Baru Positif 54 Orang
Menanggapi berbagai persoalan yang terjadi di lapangan—termasuk risiko tugas—Penasihat Hukum PUMA Aceh, M Iqbal Rozi berharap organisasi bisa menjadi wadah yang menjembatani kepentingan driver dengan lembaga tempat mereka bekerja maupun penyelesaian berbagai persoalan di lapangan.
“PUMA adalah organisasi resmi di mana di dalamnya ada orang-orang yang bekerja untuk kemanusiaan. Mereka harus terus ditingkatkan kapasitasnya agar semakin profesional. Mereka juga harus mendapat pendampingan jika ada masalah dalam tugas, termasuk kalau bermuara ke ranah hukum,” ujar Iqbal.
Ketua DPD PUMA Aceh, Jumadil Putra juga berharap organisasi para driver ambulance yang dipimpinnya bisa berkontribusi untuk peningkatan pelayanan rumah sakit dan pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya, baik pemerintah maupun swasta.
“Tantangan sudah pasti ada. Semoga organisasi ini bisa menjadi wadah penyelesaian berbagai persoalan sekaligus pembinaan terhadap anggota agar mereka semakin profesional,” demikian Ketua PUMA Aceh. (*)