Pangdam Risau Kasus Covid-19 di Aceh
Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Hassanudin SIP MM mengaku risau dengan perkembangan jumlah kasus Covid-19
BANDA ACEH - Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Hassanudin SIP MM mengaku risau dengan perkembangan jumlah kasus Covid-19 yang semakin hari kian bertambah di Aceh. Jika semula Aceh bisa disebut zona hijau, kini menjadi zona merah yang patut diwaspadai.
“Selama lima pekan kita di peringkat di bawah terus, jadi daerah berisiko tinggi. Mari kita disiplin laksanakan protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, jaga imunitas, olah raga, dan jangan lupa gembira,” tandas Pangdam IM tersebut dalam silaturahmi dengan berbagai wartawan di Makodam IM, Banda Aceh, Selasa (1/9/2020). Silaturahmi ini dihadiri puluhan wartawan dari berbagai media di Banda Aceh.
Saat ditanyakan apakah perlu penetapan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di Aceh, Pangdam menyebut sedang dikaji. “Kalau dengan terpaksa status PSBB itu harus ditetapkan, maka perlu dilihat lagi dimana saja PSBB tersebut perlu diberlakukan. Perlu dilihat dan dilokalisir, apa itu sebuah gampong, kecamatan, atau kabupaten/kota tertentu di Aceh yang perlu ditetapkan status tersebut. Tidak bisa digeneralisasi," tegas Pangdam IM.
Selain itu, Pangdam juga meminta masyarakat untuk tidak mengucilkan mereka-mereka yang terinfeksi Corona. Soalnya, penyakit ini bisa menginfeksi siapa saja. “Bukan aib, bisa disembuhkan, meskipun tidak boleh dianggap sepele,” tandasnya. Dikatakan, wabah Corona telah mengubah semua tatanan hidup. Oleh karena itulah warga harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Kecuali soal Covid-19, Pangdam juga mengingatkan insan pers untuk memberitakan secara berimbang dan sesuai dengan fakta. Jangan sekali-kali memberikan hoaks atau informasi yang belum jelas kebenarannya. Pangdam menyontohkan kasus penyerangan Mapolsek di Ciracas, yang bermula dari penyebaran berita hoaks. “Jangan sebarkan berita hoaks. Berdampak sangat luas seperti kasus di Ciracas,” tandasnya.
Dia berharap agar pers semakin profesional dalam pemberitaan, yang didukung dengan data yang akurat. Dengan demikian, sebuah informasi yang diberikan akan menjernihkan persoalan. “Jangan multitafsir dan tidak bombastis, ” katanya.
Pada bagian lain, Pangdam memohon maaf jika ada perilaku prajuritnya yang kurang pantas. Dia mengaku tidak akan menutup diri. Sebagai manusia, kata Pangdam, seorang prajurit pasti ada kekurangan di sana-sini dalam hubungan aktivitasnya dengan masyarakat. “Kalau ada (tingkah laku) prajurit yang kurang pas, saya mohon maaf. Tolong sampaikan kepada saya,” tandasnya.
Saat menyampaikan sambutan, Pangdam juga banyak bergurau. Sesekali dia membacakan pantun, yang diiringi gelak tawa seisi ruangan. Kegiatan ramah tamah ini diakhiri dengan foto bersama. Mayjen TNI Hassanudin SIP MM mulai menjabat sebagai Pangdam IM pada 22 April 2020.
Seperti juga institusi lain, jajaran Kodam IM juga melaksanakan protokol kesehatan yang ketat di lingkungannya. Begitupun, tetap saja ada prajurit yang tertular Covid-19. “Ada 12 orang yang terinfeksi, termasuk sipil,” tandas Pangdam IM seraya beranjak dari tempat duduk dan menanyakan ke stafnya untuk mendapatkan informasi pasti. Namun, Pangdam mengaku dirinya bersyukur jika dibandingkan dengan Kodam lain, dimana jumlah yang terinfeksi jauh lebih banyak. Semua itu tidak lepas dari kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan. Faktor lain untuk menekan penyebaran, kata Pangdam, dengan melakukan tracking atau tes swab secara masif.(sak/mir)