Berita Abdya
Tempat Pelelangan Ikan PPI Ujong Serangga Abdya Jorok, Ini Permintaan Warga dan Jawaban DKP Abdya
Permukaan lantai berbahan keramik, sekarang sebagian besar dalam kondisi pecah-pecah dan kondisinya sangat kotor atau jorok.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
Permukaan lantai berbahan keramik, sekarang sebagian besar dalam kondisi pecah-pecah dan kondisinya sangat kotor atau jorok.
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga di Desa Padang Baru, Kecamatan Susoh, merupakan tempat pendaratan ikan terbesar di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Beragam jenis ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di lokasi ini, selain memenuhi permintaan lokal, juga dipasarkan pedagang ke pasar Medan dan Sibolga, Sumut hingga ke Padang, Sumatera Barat.
Transaksi ikan, terutama untuk kebutuhan lokal dilakukan di bangunan tempat pelelangan di sisi beton pengaman ombak laut Ujong Serangga.
Tempat pelelangan ikan Ujong Serangga merupakan bangunan lama yang kondisnya saat ini sangat memprihatinkan.
Permukaan lantai berbahan keramik, sekarang sebagian besar dalam kondisi pecah-pecah dan kondisinya sangat kotor atau jorok.
• Ini Sederet Manfaat Rutin Minum Air Putih Saat Bangun Tidur di Pagi Hari
• Hari Ini, Satu Pasien Covid-19 di Aceh Barat Meninggal Dunia
• Viral Bocah 10 Tahun Bertubuh Kekar dan Berotot, Disebut Superman Syndrome
Tanah yang tersangkut pada sandal para pengunjung bercampur rembesan air ikan berwarna hitam menutup seluruh permukaan lantai tempat pelelangan ikan.
“Kebersihan seharusnya diutamakan, apalagi di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini.
Tapi, transaksi ikan yang dikonsumsi masyarakat justru dilakukan tempat pelelangan yang sangat kotor,” kata Elizar Lizam SE, tokoh masyarakat Susoh kepada Serambinews.com di lokasi, Minggu (6/9/2020).
Sanitasi sama sekali tidak layak kalau tidak mau disebut tidak tersedia sama sekali, menyebabkan tempat pelelangan ikan PPI Ujong Serangga menjadi semakin jorok.
“Memang ada sumber air seadanya dari sumur bor.
Pedagang ikan mengambil air menggunakan timba untuk membersihkan lantai yang sangat kotor, tapi tak lama kemudian kembali seperti semula,” kata warga yang dipanggil Adun, ini.
Lingkungan sekitar bangunan tempat pelelangan ikan juga sangat kumuh.
Sebab, plastik bekas es dan sampah dari para nelayan dan pedagang ikan berserakan di seluruh area kompleks PPI Ujong Serangga dan tidak pernah dibersihkan.
Prihatin melihat kondisi lingkungan di PPI Ujong Serangga yang begitu kotor, Elizar Lizam, yang juga mantan Ketua DPRK Abdya itu pernah bertanya persoalan tersebut kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Abdya.
Diperoleh jawaban bahwa wewenang pengelolaan PPI Ujong Serangga, Susoh sudah ditarik ke DKP Aceh.
Elizar Lizam sangat mengharapkan masalah kebersihan lingkungan PPI Ujong Serangga, termasuk tempat pelelangan ikan yang sangat memprihatinkan itu agar benar-benar mendapat perhatian pihak DKP Aceh.
Petugas kebersihan agar ditempatkan di lokasi, sehingga kebersihan lingkungan bisa terjaga. Terlebih lagi, Ujong Serangga, juga merupakan salah satu tujuan kunjungan wisata di Abdya.
“Untuk apa kita bagi masker beribu lembar di PPI, kalau lingkungan sangat kotor akan percuma saja,” tambah Elizar yang akrab disapa Adun ini.
Sejatinya, kata Elizar, retribusi yang dikutip dari para pedagang ikan di pintu gerbang masuk dan keluar PPI Ujong Serangga bisa disisihkan untuk kebersihan lingkungan PPI Ujong Serangga. (*)