16 Tahun Ishak Daud Meninggal
Alm Tgk Ishak Daud di Mata Pengawalnya, Sosok Pemberani dan Selalu Ingatkan Pasukan GAM untuk Shalat
Walaupun musuh dekat ia tetap mengutamakan shalat. Bagi anggota yang lalai, ia bertanya apakah kamu masih waras. Kalau waras jangan tinggalkan shalat
Penulis: Seni Hendri | Editor: Ansari Hasyim
Sejak saat itu Ishak Daud diangkat menjadi Panglima GAM wilayah Peureulak.
Sosok Ishak Daud terbilang tampan.
Ia selalu tampil rapi meskipun sedang bergerilya di hutan.
Ishak Daud kerap menenteng senjata semi otomatis AK 47, dan sepucuk FN selalu terselip di pingganggnya.
Saat konflik berkecamuk di Aceh, sekitar tahun 2000-an, Ishak Daud menjadi primadona bagi media massa.
Apalagi ketika diketahui ia terlibat dalam penyanderaan jurnalis senior RCTI Ersa Siregar dan juru kamera Ferry Santoro berserta dua istri perwira TNI AU kala itu.
Peristiwa menghebohkan itu melambungkan namanya sebagai sosok gerilyawan yang berani.
Sebab, peristiwa itu terjadi pada 2003 saat Aceh dalam status darurat militer.
Dimana-mana ada razia.
Kontak tembak sering terjadi di pedalaman Aceh antara TNI dan GAM.
Peristiwa penyandaeraan Ersa Siregar dan tiga sandera lainnya membuat nama Ishak Daud sempat melambung, dan mengangkat pamor GAM.
Di mata Nani Afrida, mantan jurnalis Tabloid Mingguan Kontras (anak usaha Serambi Indonesia yang sudah tidak terbit lagi) sosok Ishak Daud adalah Panglima GAM yang tegas, berani, tapi ramah.
"Saat itu yang ada di kepala saya, sebagai wartawan muda yang masih miskin pengalaman dan agak naif, adalah Ishak Daud itu pemimpin GAM yang kejam. Dia sering menculik orang-orang yang dekat dengan militer seperti anak sekolah atau juga wartawan yang dianggapnya berat sebelah," tulis Nani Afrida dalam catatan pribadi berjudul "Panglima Ishak Daud di Mata Saya".
Testimoni berseri itu dimuat di blog pribadinya "Catatan Kecil" pada 2013.
Ternyata semua anggapan Nani tentang sosok Ishak Daud yang sangar tidak benar.
