Update Corona di Subulussalam

Jumlah Positif Covid-19 di Subulussalam Bertambah 23 Orang, Ini Sebarannya

Selain penambahan jumlah positif Covid-19 dan yang meninggal dunia, Gugus Covid-19 juga menyebutkan sebaran virus tersebut mencapai 4 dari 5 kecamatan

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam, Baginda Nasution SH MM dalam konferensi pers Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam, Selasa (1/9/2020) sore, di Posko GTPP Covid-19. 

Lantaran itu, selaku gugus tugas Covid-19, Baginda mengimbau semua komponen masyarakat untuk bersama-sama dan bergotong royong saling mengingatkan.

Warga diminta untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Dia menyatakan dalam keadaan darurat diharapkan semua pihak untuk bisa menjaga suasana yang sejuk dan damai tidak perlu menghujat.

Baginda mengingatkan semua komponen tidak membuat hal-hal bersifat memaki  dan menyalahkan siapapun. Karena pemerintah  saat ini sedang berbuat dalam menangani covid-19.

Baginda meminta semua pihak dapat secara bersama-sama untuk mencegah penularan covid-19 melalui mendisiplinkan diri.

Seperti menjaga kesehatan diri, menjaga imunitas dan tetap mendekatkan diri kepada Allah Swt.

“Kita jangan panik, jangan takut berlebihan atau sebaliknya takabbur atau sombong namun kita harus berupaya dan berikhtiar sebagai upaya kita insan yang lemah,” ujarnya.

Untuk kedua kalinya pasien positif Covid-19 di Kota Subulussalam dimakamkan tanpa melalui protokol kesehatan (Prokes).

Hal itu disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam Baginda Nasution, kepada Serambinews.com, Jumat (4/9/2020).

Pasien positif Covid-19 yang  meninggal dunia dan proses fardhu kifayahnya tanpa protokol kesehatan berinsial S, warga Kecamatan Simpang Kiri.

“Tidak melalui protokol kesehatan karena almarhum sudah keluar Rumah Sakit atau pulang ke rumah atas permintaan sendiri, sebelum meninggal dunia,” kata Baginda.

Dijelaskan, S telah meninggal dunia sebelum hasil swabnya dari laboratorium Unsyiah Banda Aceh keluar.

 S sendiri  masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Subulussalam Minggu 30 Agustus lalu sekitar pukul 02.00 WIB.

 Dia dirawat di RSUD Subulussalam dengan keluhan sesak nafas serta demam selama dua hari.

 Pasien dibawa karena sudah sulit diajak komunikasi (cenderung mengantuk).

Sementara berdasarkan informasi dari RSUD Subulussalam S memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM type II.

Pasien S pun dirawat di ruang kelas II hingga September 2020. Selanjutnya sempat dipindahkan ke ruang ICU  pukul 10.30 wib dan diagnosa pasien hipglikemia +pneumonia +HHD +DM TYPE II.

Proses pengambilan swab pasien S diaksanaan pada Senin 31 Agustus lalu. Namun pasein pulang atas permintaan sendiri (PAPS) Selasa 1 September sekitar pukul 18.00 WIB.

Selasa (2/9/2020) pasien dikabarkan meninggal dunia. Sementara hasil swabnya baru keluar Kamis (3/9/2020) kemarin.

Informasi itu dibenarkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam, dr Dewi Sartika Pinem yang dikonfirmasi Serambinews.com, Kamis (3/9/2020).

Warga ini meninggal dunia sebelum hasil swab dari Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah Banda Aceh keluar.

Almarhum dilaporkan diswab sebelum meninggal dunia. Sampelnya dikirim ke Lab Unsyiah namun belum sempat keluar sang pasien meninggal dunia.

Pascameninggalnya pasien S, pihak Dinas Kesehatan yang dibantu Forkopimcam, kepala Puskesmas Simpang Kiri  dan pihak lainnya melakukan tracking di rumah duka. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved