Berita Aceh Tamiang
Tugu Kualasimpang Aceh Tamiang Diproyeksikan Sebagai Rest Area, Tapi Belum Terealisasi karena Ini
Zulkarnain, satu dari tiga arsitek yang berperan mengonsep tugu ini mengungkapkan seharunya ada lanjutan pembangunan dengan memanfaatkan lahan
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
“Dulu selain nanas Aceh Tamiang sangat terkenal, melalui tugu ini kami mencoba mengingatkan kembali masyarakat tentang kejayaan masa itu,” kata Zulkarnain, Jumat (11/9/2020).
Sementara simbol perahu yang terihat pada bagian pondasi dan pipa untuk mempertegas Aceh Tamiang sebagai dataran yang kaya minyak.
“Sempat banyak yang menanyakan kenapa kami menggunakan pipa bukan beton di bawah tulisan Kualasimpang.
Itu sengaja untuk mempertegas kalau daerah kita merupakan sumber minyak,” bebernya.
Zulkarnain menambahkan pihaknya turut memasukkan simbol bunga jeumpa pada tugu yang berdiri di atas areal 60 meter itu.
Bunga khas Aceh ini kata dia bermakna kalau Bumi Muda Sedia bagian yang tak terpisahkan dengan Aceh.
“Bunga jeumpa ini terlihat kalau berada di atas,” sambungnya.
Meski menggabungkan konsep dari dua daerah, Zulkarnain menyatakan tidak ada hambatan pada proses pengerjaan.
Bahkan dia bersama dua temannya hanya memerlukan waktu 24 hari untuk menyelesaikan pembangunan tugu ini.
Tulisan Kualasimpang yang menjadi inti tugu ini disebutnya berukuran 1,40 meter sedangkan tulisan Selamat Datang lebih kecil yaitu hanya 60 centimeter. (*)