Update Corona di Aceh

Instalasi Cuci Darah RSUZA Ditutup Sementara, Pasien Sudah Diedukasi, Emergency Tetap Dilayani

Menurut sang dokter yang bernama Abdullah jika seorang pasien tertinggal 1 x HD hal itu tidak memberikan efek buruk terhadap si pasien.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, dr Azharuddin SpOT, K-Spine FICS 

Menurut sang dokter yang bernama Abdullah jika seorang pasien tertinggal 1 x HD hal itu tidak memberikan efek buruk terhadap si pasien.

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ruang Instalasi Hemodialisis atau Unit Layanan Cuci Darah di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh ditutup sementara mulai, Senin (14/9/2020) siang.

Dalam keadaan normal ada sekitar 80 pasien yang menjalani cuci darah setiap hari di instalasi yang vital tersebut.

Namun, beberapa orang staf instalasi itu dikabarkan terpapar Covid-19. Disebut-sebut hal itulah yang menjadi penyebab dihentikannya sementara operasional unit layanan yang fungsinya sebagai "ginjal buatan" ini.

Ketika isu tersebut dikonfirmasikan kepada Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine, FICS, Senin malam, ia tak membantahnya.

"Ya benar, ditutup sementara. Awalnya, ada delapan staf HD (hemodialisis-red) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sedangkan 16 orang lagi menunggu hasil swab.

Jadi, mereka sedang isolasi mandiri. Karena pertimbangan itu, maka pelayanan HD sementara kita tutup," kata Azharuddin berargumen.

Rugikan Negara Hingga Rp 1,2 Miliar Lebih, Akibat Pipa tak Ber-SNI Pada Program Pamsimas di Simeulue

Jaksa Datangi Rumah Terpidana Kasus Asusila di Aceh Utara untuk Dicambuk Besok, Begini Hasilnya

Warna Boleh Berbeda, Harga Yamaha X-Ride 125 Tetap Sama

Saat ditanya kapan instalasi HD itu dibuka kembali, Azhar menjawab, "Kita rencanakan sampai Rabu."

Rabu yang dimaksud Azharuddin adalah Rabu tanggal 16 September 2020.

Akan tetapi, Azharuddin menimpali, meskipun HD ditutup tiga hari, pasien darurat (emergency) tetap dilayani.

Lagi pula, menurut Azharuddin, para pasien terkait sudah diedukasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) untuk menyikapi tutupnya sementara instalasi HD tersebut.

Selain itu, kebijakan untuk menutup sementara instalasi HD tersebut sudah dikonsultasikan kepada dokter ahli yang menangani unit tersebut.

Menurut sang dokter yang bernama Abdullah jika seorang pasien tertinggal 1 x HD hal itu tidak memberikan efek buruk terhadap si pasien.

Di luar semua itu, ada juga alasan yang  sangat manusiawi yang didapat Azhar saat bertanya kepada kepala instalasi HD mengapa pelayanan harus dihentikan sementara.

Ternyata, "Perawatnya sudah nangis-nangis ketakutan terpapar Covid, sehingga mereka minta izin tidak operasionalkan HD  tiga hari."

"Nah, karena semua aspek sudah dipertimbangkan, makanya kita tutup selama tiga hari. Insyaallah Kamis sudah  buka kembali," kata Azharuddin.

Menurut Azhar, tutupnya sementara instalasi HD tersebut perlu juga untuk menyadarkan masyarakat agar semuanya mematuhi protokol kesehatan, sehingga efek tularnya bisa hilang atau minimal.

"Sangat dahsyat akibatnya jika petugas bertumbangan lantaran positif Covid.

Efek lanjutan akan dirasakan oleh masyarakat,  khususnya kelompok yang sangat rentan terhadap Covid, ya seperti mereka yang rutin seminggu dua kali ke RSUZA untuk cuci darah itu," demikian Dr Azharuddin.

Sejak Covid-19 melanda Aceh Maret lalu baru kali ini Instalasi Hemodialisis RSUZA ditutup sementara.

Biasanya hanya instalasi gawat darurat (IGD) yang tutup 3-4 jam untuk proses strelisasi atau penyemprotan disinfektan setelah ada pasien atau staf IGD yang positif atau berkontak erat dengan pasien Covid-19.

Tak perlu panik

Dr Azharuddin menambahkan, mulai Senin siang  para pasien yang harus cuci darah di Instalasi Hemodialisis RSUZA sudah diedukasi.

Kepada mereka sudah diterangkan dengan jelas agar tidak panik selama Instalasi Hemodialisis (HD) di RSUZA tidak beroperasi tiga hari.

Lagi pula, secara medis pasien yang tidak menjalani cuci darah satu kali dalam siklus yang seharusnya tidak berakibat fatal bagi dirinya.

 "Kita harapkan ini solusi yang terbaik buat sementara," kata Azharuddin.

Poli gigi tetap buka

Menjawab desas-desus bahwa poliklinik gigi di RSU milik Pemerintah Aceh itu juga kini tutup karena pegawainya ada yang positif Covid, Azharuddin membantahnya.

"Kalau poli gigi tetap buka kok. Sudah diatur oleh kepala instalasinya. Staf akan bergiliran jalankan tugas maupun yang harus isolasi mandiri. Tenaga kesehatan di poli gigi masih cukup," terangnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved