Berita Abdya

Pindah Keyakinan Saat Nikah, Wanita Ini Boyong 7 Anak Untuk Masuk Islam di Abdya, Begini Kisahnya

Pindah Keyakinan Saat Nikah, Wanita dari Sumut Boyong 7 Anak Untuk Masuk Islam di Abdya, Begini Kisahnya

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Muhammad Hadi
Foto kiriman Hendri Saifullah
Fatimah (39) bersama tujuh anak perempuannya berfoto usai mengucapkan dua kalimah syahadat sebagai ikrar memeluk Agama Islam di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Abdya, Sabtu (12/9/2020). 

Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Seorang ibu rumah tangga menempati kawasan sangat terpencil Desa Mursa, Padang Sidempuan, Sumatera Utara (Sumut), punya keinginan besar meninggalkan keyakinannya untuk memeluk Agama Islam.

Fatimah Telaum Banua (39) nekat meninggalkan lokasi terpencil itu yang sudah ditempati puluhan tahun untuk pindah keyakinan.

Dengan biaya seadanya, ia memboyong 7 orang anak, seluruhnya perempuan dari 10 orang anaknya menuju tempat tinggal abang kandungnya di Desa Ujong Blang (Kuburan Syahid), Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan. 

Suami dan tiga anak (dua anak diantaranya sudah berkeluarga dan satu anak lak-laki usia sekolah SMP) tetap tinggal di kawasan terpencil Desa Mursa, Padang Sidempuan.

Hendak Makan Malam, Tapi Pekerja Restoran tak Ada, Sekeluarga Terkejut Saat Lihat ke Belakang

Kepergian ke daerah tempat tinggal abangnya dengan tujuan hanya satu, kembali memeluk Agama Islam.  

Sang abang, Arbulan (46) memang sejak lahir menganut agama Islam.

Sedangkan Fatimah pindah keyakinan saat menikah dengan seorang laki-laki nonmuslim.

Akhir Agustus 2020 lalu, Fatimah bersama 7 anak perempuannya tiba di tempat tinggal abangnya Arbulan di Desa Ujong Blang, Labuhan Haji Barat, kawasan perbatasan Kabupaten Aceh Selatan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Viral Detik-Detik Mobil Terbakar Saat Isi BBM di SPBU, Aksi Berbahaya Sopir Jadi Sorotan

Dua pekan kemudian, tepatnya  Sabtu (12/9/2020) lalu, Fatimah bersama 7 anak perempuan usai remaja dan anak-anak mengikrarkan syahadat.  ‘Asyhadualla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah’.

Prosesi pensyahatan berlangsung di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Abdya. 

Ikrar syahadat dipandu Drs Said Firdaus, Imam Masjid At-Taqwa setempat.

Tujuh anaknya yang mengucapkan syhadat masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4), Imel Gea (3 tahun)

Ikrar syahadat, dihadiri Ketua MPU Abdya, Tgk Muhammad Dahlan, Ketua Baitul Mal Abdya,  Wahyudi Satria SPI, Camat Manggeng, Hamdani SE bersama Anggota Muspika serta puluhan tokoh dan masyarakat Manggeng.

Ada ‘Jalur Gowes Gadis Desa’, Pesepeda Berfoto Dengan Wanita Seksi yang Sedang Mandi di Sungai

Fatimah Telaum Banua kurang lancar berbahasa Indonesia, sehingga sang abang, Arbulan bersedia memberikan keterangan tentang perjuangan adeknya yang dikatakan sangat luar biasa untuk menjadi muslimah.

“Adek saya ini sejak lahir bergama Islam dengan nama Fatimah. Pindah keyakinan saat menikah dengan suami nonmuslim, namanya tidak berubah. Kami empat bersaudara, yang bungsu Fatimah,” kata Arbulan kepada Serambinews.com, Senin (14/9/2020).

Arbulan sudah enam tahun tinggal di Desa Ujong Blang (kuburan syahid), Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.

Sebelumnya, ia juga bertahun-tahun tinggal secara berpindah-pindah antara lain di Desa Padang dan Kampung Teungah, Kecamatan Manggeng, Abdya. Sehari-hari Arbulan kerja serabutan.

Arbulan mengaku sudah 20 tahun tidak pernah bertemu dengan Fatimah.

Keinginan bertemukan dengan sang adek terus diusahakan, akhirnya ada titik terang dengan bantuan seorang teman facebook di Sibolga.

Bantuan teman di Sibolga itu, Arbulan berhasil memperoleh nomor telepon Fatimah sehingga berhasil terjalin komunikasi dengan Fatimah, setelah 20 tahun berpisah.

Melalui saluran telpon, Fatimah sempat curhat kepada Arbulan, tentang kehidupan keluarganya.

Dimana anak-anak perempuan tujuh orang tidak bersekolah, kecuali anak nomor 5 laki-laki bersekolah SMP dan tinggal dengan orang lain di Padang Sedempuan.

Tempat tinggal Fatimah dan keluarga sangat terpencil dalam kawasan hutan.

Gadis Ini Sudah Potong Tangannya, Tapi Niat Jahat Dengan Pacarnya tak Terwujud Hingga Masuk Penjara

“Adek saya ini dan keluarga tinggal di kawasan hutan kawasan Desa Mursa, jaraknya satu hari naik mobil dari Padang Sidempuan. Tapi, dari pusat Desa Mursa, harus jalan kaki selama 4 jam baru mencapai lokasi tempat tinggal Fatimah,” papar Arbulan.

Fatimah tinggal di kawasan sangat terpencil seperti itu karena sang suami sangat hobi bekerja membuka lahan hutan belantara.

Akhirnya, tujuh anak perempuan dari 10 anak tidak pernah mengenyam pendidikan.   

Dalam pembicaraan melalui telepan dengan Arbulan, Fatimah mengutarakan keinginannya untuk kembali memeluk agama Islam di Aceh, dan meminta bantuan sang abang.

Arbulan mengatakan, masuk Islam itu tidak main-main, harus muncul dari lubuk hati yang dalam, mempelajari ajaran Islam secara sungguh-sunguh,  bukan untuk mencari kesenangan.

“Saya minta adek saya (Fatimah dan keluarga) untuk fakir-fikir dulu dengan matang.

Tiga bulan kemudian, ditelpon saya, menyatakan tekadnya sudah bulat untuk menjadi seorang muslimah. Suami pun sudah setuju,” kata Arbulan mengutip pernyataan Fatimah.

VIDEO Netizen Sorot Gaya Pelaku di Medsos, Penusuk Syekh Ali Jaber Bukan Orang Gila

 Akhirnya Fatimah memboyong tujuh anak perempuannya menuju Aceh. Perjalanannya sangat berliku dan penuh duka menuju tempat tinggal sang abang di Desa Ujong Blang, Labuhan Haji.

Betapa tidak dengan bekal uang hanya Rp 1 juta, berangkat  dari Padang Sidempuan menuju Subulussalam, Aceh melalui lintasan Sibolga.

Namun dalam perjalanan sebelum sampai di Subulussalam, Fatimah dan tujuh orang anak diturunkan dari angkutan umum di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumut.

Sementara persediaan uang sudah habis sehingga  untuk melanjutkan perjalanan dan makan pun tidak sedia lagi biaya.

Fatimah (39) bersama tujuh anak perempuannya berfoto usai mengucapkan dua kalimah syahadat sebagai ikrar memeluk Agama Islam di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Abdya, Sabtu (12/9/2020).
Fatimah (39) bersama tujuh anak perempuannya berfoto usai mengucapkan dua kalimah syahadat sebagai ikrar memeluk Agama Islam di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Abdya, Sabtu (12/9/2020). (Foto kiriman Hendri Saifullah)

Fatimah kembali menelpon Arbulan minta bantuan karena sudah terkatung-katung di Sidikalang.

Beruntung Arbulan punya seorang karib asal Manggeng, Abdya, bekerja di Kota Subulussalam, bersedia menanggung ongkos transportasi Fatimah dan tujuh anaknya dari Sidikalang menuju Terminal Bus Kota Subulussalam, Aceh.

Kebetulan teman dari Arbulan itu juga sering bertindak selaku Imam Masjid At-Taqwa Subulussalam.

Kemudian memberitahukan penderitaan Fatimah dan anaknya kepada jamaah masjid dan BKM Masjid At-Taqwa setempat.

Saat Mantan Suami Temani Mantan Istri Menikah Lagi, Isak Tangis Pecah di Atas Pelaminan

Para jamaah terketuk hatinya, kemudian bersedia membiayai perjalanan Fatimah dan keluarga menuju tempat tinggal abangnya di Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, termasuk membantu biaya makan dalam perjalanan.

“Akhirnya, Fatimah dan tujuh anaknya berhasil tiba di ‘gubuk derita saya di Desa Ujong Blang, Labuhan Haji Barat, sekitar dua pekan lalu,” kata Arbulan.

Keinginan Fatimah dan anak-anak untuk masuk agama Islam disampaikan kepada Drs Said Firdaus, Imam Masjid At-Taqwa Manggeng.

Lalu, direspon dengan sangat antusias oleh jamaah atau masyarakat setempat.

Cita-cita Fatimah bersama tujuh anak perempuan akhirnya terwujud di Masjid At-Taqwa Manggeng, Sabtu (12/9/2020). Dibimbing Said Firdaus, Fatimah dan anak-anak mengucapkan dua kalimah syahadat.

Setelah menjadi saudara baru ummat muslim, pihak jamaah Masjid At-Taqwa Manggeng, Abdya memberikan bingkisan dan uang saku kepada Fatimah.

Melihat Jembatan Kilangan di Aceh Singkil, Asa Warga Empat Desa yang Terisolir

Sumbangan juga diberikan kepada para muallaf tersebut oleh seluruh masyarakat dan undangan yang hadir dalam acara pensyahadatan tersebut.

Fatimah dan anak-anaknya memang keluarga kurang mampu, sehingga ummat Islam diimbau mengulurkan tangan, termasuk bantuan mengajarkan tentang agama Islam.   

Suami, Anak, Menantu dan Cucu akan Menyusul

Masih menurut Arbulan bahwa suami bersama satu orang anak perempuan yang nomor dua dan suaminya serta seorang anak bayi serta anak nomor 5 laki-laki usia SMP yang sekarang masih di Padang Sidempuan, Sumut, segera menyusul Fatimah ke Aceh.

“Tujuan mereka untuk memeluk agama Islam di Aceh. Jadi masih ada gelombang dua sejumlah 5 orang akan masuk Islam. Mereka adalah suami, anak nomor 5 dan anak nomor 2 berama suami dan anaknya yang masih kecil (cucu) segera tiba di sini untuk masuk Islam,” ungkap Arbulan.(*)        

Sempat Pindah Agama, Kini Kembali Jadi Muslim

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved