Benarkah BIN Punya Pasukan Khusus Rajawali Bersenjata Lengkap? Begini Penjelasan BIN

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto membantah pihaknya memiliki pasukan khusus sebagaimana ramai diberitakan

Editor: Muhammad Hadi
Foto/Instagram Bambang Soesatyo
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) bersama Ketua DPR Puan Maharani (tengah), Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan di acara Inaugurasi Peningkatan Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (BIN) dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Sentul, Bogor, Rabu (9/9/2020) 

SERAMBINEWS.COM - Benarkah BIN punya Pasukan Khusus Rajawali bersenjata lengkap seperti mencuat ke publik? 

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto membantah pihaknya memiliki pasukan khusus sebagaimana ramai diberitakan.

Wawan menjelaskan, Pasukan Khusus Rajawali merupakan kode sandi untuk Pendidikan Intelijen Khusus (Dikintelsus).

Tujuannya agar personel BIN memahami tugas dan dinamika di lapangan terkait intelijen tempur, taktik dan teknik Intelijen di medan hutan, perkotaan serta peningkatan kapabilitas SDM.

"Ini bukan pasukan (unit) tersendiri namun kepelatihan intelijen khusus yang diberikan kepada personel BIN yang bertugas di lapangan (bersama TNI, Polri)," kata Wawan dalam keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).

Mengenal Mayjen Richard TH Tampubolon, Komandan Baru Koopssus yang Lama Berkarier di Kopassus

Wawan menuturkan, pelatihan itu dilaksanakan berdasarkan evaluasi terhadap hasil operasi satgas di wilayah konflik.

Ia mengatakan, personel BIN di Papua ada yang telah gugur dan terluka.

Menurut Wawan, penutupan Dikintelsus selalu diwarnai dengan atraksi keterampilan, baik bela diri, teknologi informasi, bahan peledak atau ketrampilan senjata serta simulasi penumpasan ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan) lainnya.

Update Harga Emas - Berikut Rincian Harga Emas Naik Hari Ini

Pendidikan ini, kata Wawan, ditujukan untuk mengasah kemampuan dalam mengatasi tugas khusus yang berat dan medan yang sulit.

Setelah selesai pendidikan mereka diterjunkan untuk tugas klandestin di berbagai sasaran yang menjadi titik ATHG.

Mereka terjun seorang diri ataupun bekerja dengan tim kecil (Satgas).

Wawan menegaskan, Dikintelsus tak dibentuk menjadi sebuah pasukan, tetapi akan diterjunkan secara personal atau mandiri di wilayah tugas.

Dengan demikian peserta Dikintelsus bukan pasukan tempur, meski latihannya adalah latihan parakomando.

Sempat Tertinggi di Eropa, Ternyata Ini Kunci Swedia Atasi Covid-19 Hingga Dipuji WHO

"Diklat seperti ini biasa dilakukan di BIN, semua ditujukan untuk menciptakan insan intelijen yang tangguh guna melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, serta menjaga keselamatan 267 juta rakyat Indonesia," kata Wawan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved