Breaking News

Pasukan Khusus

Intip Sejarah, Yusra Habib Abdul Ghani: Reje Linge Pernah Kirim 2.000 Pasukan Khusus ke Pesisir Aceh

Yusra Habib menyebutkan sembilan orang anggota pasukan khusus dari Kerajaan Linge itu kemudian syahid dalam perang Aceh.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Dr. Yusra Habib Abdul Ghani dalam BincangBudaya SerambiPodcast, Selasa (15/9/2020) 

 Yusra Habib menyebutkan sembilan orang anggota pasukan khusus dari Kerajaan Linge itu kemudian syahid dalam perang Aceh.

Laporan Fikar W.eda  | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Reje Linge pernah  kirim  2.000 anggota pasukan khusus untuk bergabung dengan pejuang  Aceh pesisir dalam melawan Belanda pada 1875-1891.

Atau dua tahun setelah pernyataan perang oleh Belanda pada 1873.

Informasi ini disampaikan cendekiawan dan penulis buku sejarah Aceh dan Gayo yang bermukim di Denmark, Dr. Yusra Habib Abdul Ghani,  SH,  dalam #BincangBudaya SerambiPodcast, Selasa (15/9/2020).

Yusra Habib menyebutkan sembilan orang anggota pasukan khusus dari Kerajaan Linge itu kemudian syahid dalam perang Aceh.

Dan jasadnya dikuburkan di dekat kompelek pemakaman Meure Aceh Besar.

“Letaknya di sebelah kanan pintu gerbang kompelek Makam Meure, ada sebuah gudang, di bawahnya dikuburkan sembilan orang Gayo. Ini bukan perkataan Yusra Habib Abdul Ghani tapi tertera dalam dokumen militer Belanda,” ujarnya.

Belajar Tatap Muka di SMPN 5 Langsa dan SD Muhammadiyah 2 Dihentikan

HRD Minta Mitra Kerja Komisi V Prioritaskan Program Pro-rakyat yang Berkeadilan

Penjual Jamu Keliling di Aceh Besar tak Lagi Mendayung Sepeda, Ini Bantuan dari Baitul Mal Aceh

Dokumen lainnya yang diperoleh Yusra Habib menyatakan bahwa pada tahun

1627 Sultan Aceh sudah membeli sebuah armada yang orang Eropa sendiri tidak sanggup membelinya ketika itu. Armada kapal ini yang dikirim mempertahankan  Malaka. “Bayangkan zaman itu Aceh sudah mampu beli sebuah armada,” tambahnya.

Begitu juga dengan bendara, menurut Yusra Habib, Aceh pernah punya 60 model bendera, ia mengutip  penelitian seorang profesor dari Kanada.

“Saya menulis sejarah sangat hati-hati, harus ada referensinya. Termasuk ketika saya membantah tulisan seorang doktor tentang asal kata Gayo. Saya membantahnya dengan buku, itu namanya imbang,” tukas Yusra Habib. 

Yusra Habib mengatakan saat ini dirinya telah mendapatkan katalog berisi dokumen tentang Aceh berisi 3000 dokumen. Semuanya tersimpan di Perpustakaan Nasional.

“Bagaiman cara saya mendapatkan itu masih rahasia, nanti ada masanya. Dokumen itu sudah ada di saya dalam bentuk katalog. Antara lain yang menarik di situ adalah, informasi tentang 2000 pasukan khusus yang dikirim reje Linge tadi dan serta informasi kemampuan Aceh membeli armada laut tadi,” sebut Yusra Habib.

Dalam bincang budaya itu, Yusra Habib yang meraih gelar doktor dari Universiti Kebangsaan Malaysia tanpa melalui jenjang S2, menyebutkan pada 2020 ini  dari tangannya meluncurkan  enam judul buku, yang saat ini  sedang dalam proses.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved