Berita Aceh Besar
Penjual Jamu Keliling di Aceh Besar tak Lagi Mendayung Sepeda, Ini Bantuan dari Baitul Mal Aceh
"Alhamdulillah,saya dapat bantuan Baitul Mal Aceh sepeda motor untuk kenderaan pengganti sepeda dayung tua untuk menjual jamu, "ujar Sri
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Nur Nihayati
"Alhamdulillah, saya dapat bantuan Baitul Mal Aceh sepeda motor untuk kenderaan pengganti sepeda dayung tua untuk menjual jamu, "ujar Sri
Laporan Asnawi Luwi | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Penjual jamu keliling bersepeda dayung itu kini tidak lagi lelah mendayung sepedanya dari gampong ke gampong di Aceh Besar.
Melihat kondisi sepeda dayung miliknya memang tidak layak pakai, namun, harus tetap dipakai karena sebagai sarana untuk mencari rezeki dalam memenuhi kebutuhan dalam rumah tangganya.
Wanita tergolong miskin itu, kini sudah bisa tersenyum dan tidak lagi mengeluarkan keringat sebesar biji jagung untuk mendayung sepeda tuanya dengan membawa jamu gendong tradisional.
Ia merasa seperti terbangun dari mimpi yang sedang tertidur pulas.
• Ini 5 Hal yang Harus Dipatuhi Penumpang Berangkat/Tiba di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim
• Stres Ditinggal Suami, Sambil Nangis Ibu Lima Anak Mengaku Nekat Nyabu di Warkop, Stok untuk Sebulan
• Hari Ini Razia Pelanggar Prokes Covid-19 di Bener Meriah Dimulai, Lokasi Ini yang Jadi Incaran
Namun, ia bukanlah sedang bermimpi, melainkan meraih rezeki yang begitu nyata.
Kini wanita lanjut usia (Lansia) kelahiran 10 Mei 1960 asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat itu untuk menjajakan jamunya lebih cepat, mudah dan tidak lagi membuatnya merasa lelah.
"Alhamdulillah, saya dapat bantuan Baitul Mal Aceh sepeda motor untuk kenderaan pengganti sepeda dayung tua untuk menjual jamu tradisional, "ujar Sri Maryam, Warga Gampong Lambaro Sibreh, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar, kepada Serambinews.com, Selasa (15/9/2020).
Sri Maryam, merasa cukup senang dan bahagia, karena sudah sangat terbantu sekali untuk berdagang jamu tradisional keliling di Aceh Besar.
Bantuan itu, membuatnya jadi lebih mudah menjajakan jamu dan juga berbelanja kebutuhan rempah-rempah di Pasar untuk membuat jamu tradisional yang akan di jual setiap harinya.
"Saya berterima kasih kepada wartawan karena masukan saya ke koran dapat bantuan dari Baitul Mal Aceh,"ujarnya dengan penuh senyuman
"Kini dengan sepeda motor seharga Rp 5.200.000 yang dibiayai Baitul Mal Aceh Rp 5 juta dan uang pribadinya Rp 200.000, sudah dapat memulai jualan jamu tradisional naik sepeda motor.
Walaupun sepeda motor seconds, sudah sangat bersyukur dan cukup membantu membuat semangat baru bagi keluarganya apalagi suaminya hanya buruk kasar bangunan yang mocok-mocok.
"Kalau udah ada uang tinggal buat rak jamu gendong di sepeda motor udah bisa kemana saja, "katanya.(*)