Nanggroe
Kiprah Prof Safwan Idris, Tokoh Ulama dan Intelektual Aceh yang Syahid ditembak Pria Misterius
Seorang tokoh ulama sekaligus intelektual Aceh yang memiliki serentetan julukan.Seorang akademisi, administrator ulung, dan pembaharu pendidikan Ace
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Zaenal
Para dosen dan staf IAIN diajak dengan keras oleh Safwan untuk melakukan salat dhuhur berjamaah dalam rangka mengasah jiwa membangun silaturahmi serta interaksi antara dosen, mahasiswa, dan segenap karyawannya.
• FISIP UIN Ar-Raniry Yudisium 68 Sarjana
Kegiatan akademik di ruang kuliah pada tengah hari dialihkan ke masjid dengan kegiatan ekstrakulikuler.
Secara bergilir dosen-dosen senior diminta mengisi ceramah bebas usai salat dengan bobot ilmiah.
Bahkan sering dilanjutkan dengan diskusi antarsesama jamaah.
Demikian upaya gigihnya dalam mewujudkan IAIN Ar-Raniry sebagai the centre of excellent.
Dalam hal mempersiapkan sumber daya insani, selama masa kepemimpinannya (1996-2000), Safwan mengirim lebih dari 100 tenaga pengajar/dosen untuk menyelesaikan program magister dan program doktor pada berbagai perguruan tinggi terbaik di dalam serta luar negeri (Amerika Serikat, Kanada, Australia, Belanda, Mesir, dan Malaysia).
Safwan juga menambah beberapa program studi baru dan kurikulum yang lebih seimbang antara ilmu agama dan pengetahuan umum.
Seorang Penggagas
Ada banyak sekali jasa yang dilakukan oleh Prof Safwan.
Sebagai sosok intelektual, banyak pemikiran briliannya yang sampai kini masih abadi.
Salah satunya menggagas dan mengembangkan sistem pengelolaan zakat, yang kini dikenal nama Baitul Mal.
Pada tahun 1995, Safwan memunculkan ide baru tentang zakat.
Ketika itu, ia menjadi Ketua Umum Amil Zakat di tahun 1995
Seperti Baitul Zakat dan Buleun (bulan) Sadar Zakat.
Gagasan lainnya Safwan mengusulkan dibentuknya pesantren mahasiswa dan museum.