Breaking News

Berita Aceh Tamiang

Dewan Sorot Kualitas Proyek Jaringan Gas di Aceh Tamiang, Bekas Galian Memakan Korban

DPRK Aceh Tamiang menyoroti kualitas pengerjaan jaringan gas (Jargas) oleh PT Adhi Karya di sejumlah titik di Kota Kualasimpang.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: M Nur Pakar
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Tiga anggota DPRK Aceh Tamiang saat menjenguk Arya Satya (10), seusai mengalami patah tulang tangan akibat terjatuh saat menghindari lubang bekas galian jaringan gas, Jumat (18/9/2020. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – DPRK Aceh Tamiang menyoroti kualitas pengerjaan jaringan gas (Jargas) oleh PT Adhi Karya di sejumlah titik di Kota Kualasimpang.

Perusahaan BUMN itu dinilai tidak menjalankan SOP pengerjaan dengan baik karena meninggalkan lubang galian tanpa diberi tanda dengan pita proyek.

Kondisi ini menyebabkan beberapa warga terperosok.

“Setidaknya dalam amatan saya sudah ada lima orang yang terperosok ke lubang. Yang menyedihkan sebagian di antaranya luka parah,” kata Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon, Jumat (18/9/2020).

Salah satu korban yang mengalami luka parah merupakan Arya Satya (10) warga Dusun Arrahman, Kampung Kotalintang, Kota Kualasimpang yang mengalami patah tulang lengan kanan.

Bocah kelas lima SD ini terperosok ke parit ketika menghindari lubang Jargas di dekat rumahnya saat bersepeda bersama teman-temannya pada Juli, lalu.

“Program Jargas ini sangat baik, bermanfaat bagi masyarakat. Tapi bukan berarti pengerjaannya tidak memerhatikan standar keselamatan,” kata Fadon ketika menjenguk Arya bersama dua anggota dewan lainnya, Muhammad Irwan dan Maulizar Zikri.

Fadlon mengungkapkan dirinya sudah beberapa kali memberi masukan kepada pekerja maupun langsung kepada pihak Adhi Karya agar memperhatikan keluhan warga itu.

“Lubang yang menjadi sorotan memang langsung diperhatikan, diberi tanda. Tapi di lubang lain yang baru digali tetap tidak diberi tanda. Kesannya mereka abai,” lanjut Fadlon.

Dalam kesempatan itu, politisi Partai Aceh ini juga menyoroti proses penutupan galian yang dinilai tidak sempurna sehingga menyebabkan jalan becek dan berdebu.

Dia khawatir bila kondisi ini tidak diperbaiki bakal memakan korban baru.

“Sudah banyak aduan dan paling banyak itu mengenai galian lubang yang tidak diberi tanda. Kita khawatir karena terlalu mengejar kontrak mati Desember ini, mereka tidak memerhatikan keselamatan pekerja dan masyarakat,” ujarnya.

Pihak Adhi Karya sendiri sejauh ini terkesan menutup diri.

Upaya konfirmasi melalui Humasnya, Bayu tidak mendapat tanggapan. Bayu sama sekali tidak menanggapi konfirmasi Serambi pada Jumat (18/9/2020) sore. (mad)

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved