Luar Negeri

Dubes AS di Afghanistan Peringatkan Pemerintah, Kelompok Militan Mulai Memburu Perempuan

Kedutaan Besar AS di Afghanistan memperingatkan pemerintah tentang kelompok miitan sedang merencanakan serangan terhadap berbagai target, khususnya

Editor: M Nur Pakar
AFP/NOORULLAH SHIRZADA
Para wanita memegang spanduk dan meneriakkan slogan-slogan dalam aksi dukungan terhadap pembicaraan damai pemerintah Afghanistan dan Taliban di Jalalabad, Afghanistan, Selasa (16/9/2020). 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Kedutaan Besar AS di Afghanistan memperingatkan pemerintah tentang kelompok miitan sedang merencanakan serangan terhadap berbagai target, khususnya perempuan.

Peringatan yang dikeluarkan Kamis (17/9/2020) malam tidak menentukan kelompok militan mana yang merencanakan serangan.

Tetapi hal itu muncul ketika Taliban dan negosiator yang ditunjuk pemerintah duduk bersama untuk pertama kalinya untuk mencoba menemukan akhir damai setelah beberapa dekade perang tanpa henti.

"Taliban tidak memiliki rencana untuk melakukan serangan seperti itu," kata juru bicara Zabihullah Mujahed kepada The Associated Press (AP), Jumat (18/9/2020).

Negosiasi perdamaian sedang berlangsung di Qatar.

Di mana Taliban mempertahankan kantor politik, berada pada tahap awal dengan para peserta masih memikirkan item apa dalam agenda yang akan dinegosiasikan.

Wapres Amrullah Saleh Selamat dari Serangan Bom Setelah Nyatakan Peshawar Ibu Kota Afghanistan

Termasuk kapan.Utusan perdamaian Washington Zalmay Khalilzad mengatakan pada awal negosiasi akhir pekan lalu spoiler ada di kedua sisi.

Dia mengatakan beberapa di antara banyak pemimpin Afghanistan akan puas melanjutkan status quo daripada menemukan akhir perang secara damai yang mungkin melibatkan pembagian kekuasaan.

Menurut peringatan kedutaan, organisasi ekstremis terus merencanakan serangan terhadap berbagai sasaran di Afghanistan,

Termasuk peningkatan risiko serangan yang menargetkan wanita di pemerintahan dan pekerja sipil.

Terutama guru, aktivis hak asasi manusia, pekerja kantoran, dan pegawai pemerintah perempuan.

Kedutaan tidak memberikan rincian, termasuk seberapa dekat ancaman tersebut.

Taliban telah dikritik keras karena perlakuan mereka terhadap wanita dan anak perempuan selama pemerintahan lima tahun.

Ketika kelompok pemberontak itu menolak akses anak perempuan ke sekolah dan wanita untuk bekerja di luar rumah.

Prancis Cegah Hizbullah dan Gerakan Amal Gagalkan Pembentukan Pemerintahan Non-Politik

Pemerintahan Taliban berakhir pada tahun 2001 ketika koalisi pimpinan AS menggulingkan rezim garis keras karena melindungi Al-Qaeda, yang bertanggung jawab atas serangan teroris 9/11 di Amerika Serikat.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved