Gatot Nurmantyo Kaitkan Pergantian Dirinya Sebagai Panglima TNI dengan Film G30S, Ini Respon Istana
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyangkutkan pergantian dirinya sebagai panglima dengan pemutaran film G30S.
Dalam acara tersebut, mantan Panglima TNI itu memberikan orasi untuk mengobarkan semangat peserta.
Dalam acara, tampak hadir pula Ketua Umum Komite Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 Rochmat Wahab.
Selain itu, ada tokoh publik MS Kaban dan Bambang Sutedjo, Presidium KAMI Jawa Tengah Mudrik M Sangidu, dan Presidium KAMI Yogyakarta Sukri Fadholi.

Gatot kembali menegaskan KAMI merupakan gerakan moral yang hadir untuk menyelamatkan Indonesia.
KAMI perlu hadir karena menurutnya ada sebagian kelompok yang terorganisasi rapi saat ini untuk mengganti Pancasila, yang otomatis akan mengganti NKRI.
“Di Magelang ini saya mengenyam pendidikan militer. Di sini pula saya mengucap sumpah prajurit, yakni setia pada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Lalu saya sekarang bangkit, karena ada sebagian kelompok yang berusaha mengubah Pancasila,” ujarnya.
Deklarasi di Magelang tidak ada perintah dari pusat.
Menurutnya, deklarasi di Magelang merupakan inisiatif dari daerah sendiri.
Dalam kesempatan tersebut, Gatot tak menampik ada orang yang menghalangi KAMI.

Baginya, hadirnya kelompok tersebut bakal memperkuat KAMI.
“Spanduk-spanduk itu, apa pun yang menentang KAMI, menurut saya adalah itu peringatan dari Allah SWT agar KAMI lebih kuat, lebih tangguh, dan tidak berhenti,” tandas Gatot ditemui seusai orasi.
Gatot Nurmantyo tak mempersoalkan penolakan KAMI.
Dia menegaskan mereka masih saudara sebangsa Indonesia.
Kemudian dia berpesan agar anggta KAMI tak memusuhi orang yang berseberangan.
“Kalau ada yang menjelekkan KAMI, tapi berjuang untuk Indonesia berarti sama, mereka saudara kita juga. Selama tujuan mereka adalah untuk Indonesia, untuk Indonesia, untuk Indonesia, maka mereka kawan kita. Tapi, kalau melawan Indonesia otomatis jadi lawan KAMI," tegas Gatot.