Berita Papua
KKB Tembaki Tim Olah TKP Polda Papua, Nyatakan Intan Jaya Sebagai Wilayah Perang Terbuka
Terbaru, tim olah tempat kejadian perkara (TKP) di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, sempat ditembaki kelompok bersenjata.
SERAMBINEWS.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih menebar ancaman di wilayah Intan Jaya, Papua.
Terbaru, tim olah tempat kejadian perkara (TKP) di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, sempat ditembaki kelompok bersenjata.
Akibatnya sempat terjadi kontak tembak.
Namun tim yang didampingi Wakil Kepala Polda Papua, Brigadir Jenderal Polisi Mathius Fakhiri, dan Komandan Korem 173/PVB, Brigadir Jenderal TNI Iwan Setiawan, telah melakukan olah TKP dan kembali ke Sugapa.
"Memang rombongan sempat ditembaki sehingga terjadi kontak tembak, namun tidak ada korban jiwa dari TNI-Polri," kata Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, kepada ANTARA di Jayapura, Jumat (25/9/2020).
Ia menyatakan, polisi melakukan olah TKP terhadap kasus penembakan yang terjadi di Hipadipa, termasuk untuk mengungkap kasus meninggalnya Pendeta Yeremias Zanambani.
Polisi akan berupaya mengungkap kasus itu, walaupun mengalami hambatan saat menyelidiki.
Hal itu karena wilayah Hipadipa saat ini "dikuasai" kelompok bersenjata.
Sementara untuk mencapai kawasan itu harus ditempuh sekitar sembilan jam perjalanan lewat darat.
Ketika ditanya tentang tudingan terhadap TNI terkait kematian Zanambani, Waterpauw mengatakan hal itu biasa dilakukan kelompok-kelompok itu.
Seperti halnya saat kasus penembakan WNA berkebangsaan Selandia Baru di Kuala Kencana.
Pada kasus itu, kejahatan tersebut ternyata dilakukan kelompok bersenjata yang dipimpin Sebinus Waker, yang menggantikan Ayub Waker yang telah tewas.
• BREAKING NEWS: TNI-Polri Baku Tembak dengan KKB Papua di Depan Kantor Bupati dan Pasar Sugapa
• Kekerasan di Papua, Warga Serang Polsek Elelim dan Aniaya Kasat Intel Polres Yalimo
Waterpauw menyatakan, pada kasus itu polisi berhasil mengungkap kasus itu dan membuktikan jika penembakan terhadap karyawan PT Freeport memang dilakukan Waker dan gerombolannya, bukan oleh TNI atau Polri.
Terkait kekuatan kelompok bersenjata yang diperkirakan enam kelompok yang dipimpin Waker itu, diperkirakan berjumlah sekitar 50 orang dengan jumlah senjata sebanyak 17 yang merupakan hasil rampasan dari TNI-Polri.
• Balap Sepeda Dicoret dari PON 2021, KONI Papua Minta Semua Pihak Hormati Keputusan Presiden
Wilayah Perang Terbuka
Sementara itu, Kompas.com memberitakan, KKB telah berani melakukan kontak senjata di Distrik Sugapa yang merupakan ibu kota Intan Jaya.
KKB juga menyatakan Intan Jaya sebagai wilayah perang terbuka dengan TNI-Polri.
Sejak awal 2020, tercatat ada 17 kekisruhan yang diakibatkan KKB di Intan Jaya.
Dari 17 peristiwa itu, enam orang tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka.
Terkait pernyataan Intan Jaya sebagai area perang terbuka, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menduga ada unsur faktor geografis yang melatarbelakangi.
KKB memilih Intan Jaya sebagai lokasi lantaran seluruh kawasan diapit oleh pegunungan.
"Mereka pilih Intan Jaya karena arealnya cukup sulit untuk kita hadir dalam jumlah yang signifikan. Di situ daerah yang pipih, tebing-tebing, gunung-gunung, jadi sulit," kata Paulus.
• Tokoh Gayo Bahas Provinsi ALA
Dengan kondisi tersebut, KKB dengan mudah melarikan diri usai berulah.
Selain itu, infrastruktur jaringan telekomunikasi di Intan Jaya turut menjadi kendala.
Sehingga, koordinasi antaraparat pun sulit dilakukan.
Kapolda Papua memastikan, polisi telah mengantongi data KKB yang beraksi di Intan Jaya.
Dulu, kelompok itu dipimpin oleh Ayub Waker.
Namun, Ayub meninggal karena sakit pada 13 September 2019 dan digantikan oleh wakilnya.
"Panglima kodapnya sudah meninggal dunia yaitu Ayb Waker. Tapi sekarang (Kodap VIII) dikomandoi oleh wakilnya, Sabinus Waker," kata Paulus, Kamis (24/9/2020).
Dari sisi kekuatan, kelompok KKB berjumlah sekitar 50 orang.
Namun, jumlah itu masih bisa bertambah lantaran beberapa kelompok lain kemungkinan bergabung ke kelompok Sabinus Waker.
Polisi mendeteksi, KKB di Intan Jaya memiliki puluhan senjata api hasil rampasan.
"Sabinus Waker itu memiliki kekuatan 50 orang dengan 17 pucuk senjata api yang terdiri dari strayer hasil rampasan pada 2015, kemudian ada rampasan 2019 dan 2020, jumlahnya 17 pucuk," kata Paulus.(Antara/Kompas.com)