Kisah Rohingya

Kisah Muslim Rohingya yang Kerap Mendapat Perlakuan Buruk Militer Myanmar

Kata Rohingya diambil dari kata Rohai, yang artinya penduduk Muslim. Sejak tahun 1942, telah terjadi pembantaian dan pengusiran terhadap etnis ini.

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Ziabur Rahman (33) Migran Rohingya gelombang pertama di BLK Lhokseumawe, Kamis (24/9/2020). 

Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Persoalan Migran Rohingya sepertinya tidak kunjung selesai, sejak puluhan tahun yang lalu mereka sudah hidup terlunta-lunta.

Sebagian besar mereka tinggal di kawasan Arakan, merupakan bagian dari Rakhine, yang berbatasan dengan Negara Bangladesh.

Terhitung sejak tahun 1942, telah terjadi pembantaian dan pengusiran terhadap etnis Rohingya.

Rohingya itu merupakan kata awal dari Rohai, yang memiliki arti sebagai penduduk Muslim.

Awalnya para etnis tersebut dibantai oleh pasukan yang pro Inggris, sehingga 100 ribu warga Rohingya tewas dan ribuan desa hancur dalam peristiwa tersebut, hingga kini mereka hidup dalam bayang-bayangan ketakutan.

Situasi mulai memburuk ketika terjadi Perang Dunia kedua, dimana saat itu Negara Burma atau sekarang dikenal dengan Negara Myanmar dijajah oleh Inggris.

Hingga selama pemerintahan Inggris berkuasa, dari tahun 1824-1942, daerah Arakan diizinkan memiliki tingkat otonomi daerah sendiri.

Ketika pasukan Jepang menyerang Burma pada 1942, sehingga membuat Inggris mundur dan menyebabkan kekosongan dalam kekuasaan dan stabilitas.

Sehingga terjadi kekerasan etnis antara Muslim Rakhine dan Rohingya.

Ribuan Masjid di Xinjiang Dihancurkan, Masjid Bersejarah Ini Dijadikan Lahan Parkir

Perjalanan Panjang Anwar Ibrahim untuk Menjadi Pemimpin Malaysia

Kesempatan Terakhir jadi Peserta Prakerja, Ini Penyebab Anda Selalu Gagal Daftar Kartu Prakerja

Suami Mengaku Positif Covid-19 dan Tinggalkan Istri, Rupanya Cuma Alasan untuk Temui Wanita Lain

Saat Negara Burma menyatakan kemerdekaan pada Januari 1948, maka perselisihan antara pemerintah dengan etnis Rohingya semakin berlanjut, bahkan dengan gerakan politik dan bersenjata.

Akibatnya sekitar 13.000 etnis Rohingya mencari perlidungan ke kamp pengusian di India dan Pakistan, sehingga karena atas dasar itulah Etnis Rohingya ditolak warga negaranya untuk kembali lagi ke Burma atau Myanmar, serta terjadi penolakan terhadap Etnis tersebut.

Itulah sebabnya Muslim Rohingya menyandang status sebagai manusia tanpa warga negara, Pada 1962 Jenderal Ne Win, melakukan penindasan yang sistematis terhadap Rohingya dengan membubarkan organisasi politik dan sosial mereka.

Bukan hanya itu saja, pasukan Pemerintah Burma juga mengusir ribuan Etnis Rohinya secara brutal, bahkan seluruh permukimannya dibakar, terjadi pembunuhan dan pemerkosaan.

Pada tahun 1978, tercatat sekitar lebih dari 200 ribu Etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved