Video

VIDEO - Setelah Kebakaran di Kamp Moria, Migran Afghanistan Menderita, Tak Ada Toilet & Kamar Mandi

Para pencari suaka terus mengalami kondisi yang menyedihkan di tempat penampungan sementara itu.

Penulis: Yuhendra Saputra | Editor: Mursal Ismail

Para pencari suaka terus mengalami kondisi yang menyedihkan di tempat penampungan sementara itu.

SERAMBINEWS.COM, LESBOS - Ribuan pengungsi yang melarikan diri dari negaranya menjadi tunawisma, setelah kebakaran besar menghancurkan kamp Moria pada 8 dan 10 September 2020 di Pulau Lesbos, Yunani.

Sebagian besar pencari suaka tunawisma menetap di fasilitas sementara baru di pulau itu, meski mereka enggan tinggal di kamp baru karena mereka ingin meninggalkan pulau itu dan eropa.

Sebanyak 12.500 pengungsi yang kebanyakan dari Afghanistan ditempatkan di kamp baru yang didirikan di wilayah Karatepe, dan keadaan darurat 4 bulan diumumkan setelah kebakaran.

Polisi Yunani menyisir hutan dan ladang pada Jumat (18/9/2020) dalam operasi membawa para migran yang kehilangan tempat tinggal dari kamp ke yang fasilitas baru.

Para pencari suaka terus mengalami kondisi yang menyedihkan di tempat penampungan sementara itu.

Darwati Minta Rakyat Aceh Doakan Irwandi, Begini Kondisi Mantan Gubernur Itu Kini

Ini Kegiatan Bupati Bireuen, Muzakkar A Gani Selama Jalani Isolasi Diri Lantaran Positif Covid-19

Update Covid-19 Pidie Hari Ini, Warga Positif Corona 140 Orang, Meninggal 16, dan Sembuh 52 Orang

Mereka ada yang tinggal di jalan-jalan, kuburan, dan pantai di pulau itu setelah kebakaran.

Tidak tersedianya toilet yang cukup dan kamar mandi di kamp yang baru, mereka gambarkan sebagai "neraka kedua".

Mina (17),  migran asal Afganistan yang tinggal di kamp Moria bersama keluarganya mengenang kejadian kebakaran besar itu.

“Malam yang mengerikan. Kami sangat takut, semua terbakar", katanya.

Mina mengeluhkan fasilitas yang baru, dia menceritakan “Kamp ini sangat buruk. Tidak ada kamar mandi, tidak ada toilet. Kami tidak bisa mandi selama seminggu," kata Mina.

Doctors Without Border (MSF) telah meminta otoritas Yunani dan Uni Eropa untuk menghentikan upaya mereka membangun kembali "sistem penahanan baru bagi pengungsi dan pencari suaka di pulau Lesbos, Yunani" pasca kebakaran.

Kamp Moria adalah salah satu pusat penerimaan dan identifikasi terbesar di Yunani, baru-baru ini menampung sekitar 13.000 orang - sekitar empat kali kapasitasnya.

Kamp itu diisolasi sejak pekan lalu setelah salah satu penghuninya dinyatakan positif virus corona.

Api mulai terjadi semalam dalam keadaan yang tidak diketahui dan dilaporkan telah memusnahkan kamp, ​​membuatnya hampir kehilangan total. Tidak jelas di mana para migran akan ditempatkan.

Di kamp Moria, para pengungsi yang melarikan diri dari negara-negara yang dilanda perang terpaksa tinggal di tenda terpal atau pondok palet karena tidak cukup tenda untuk menampung mereka.

Banyak pengungsi terpaksa tidur di tenda bersama, mengabaikan tindakan menjaga jarak.

Tidak ada listrik, tidak cukup air bersih, dan toilet di kamp dengan sampah berserakan di sekitarnya.(*)

Sumber: Anadolu Agency
Video Editor: Yuhendra Saputra

Hubungan Turki-Yunani Memanas, Kisah Bandung Lautan Api di Tepi Mediterania Kembali Diungkit

VIDEO - Kamp Pengungsi Moria Terbakar, Ribuan Migran Kocar-kacir

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved