Luar Negeri
Demonstrasi Tuntut Mundur Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi, 1 Orang Tewas
Pengunjuk rasa di Mesir yang menuntut presiden mereka, Abdel Fattah El Sisi untuk mundur pada Jumat (25/9/2020), terlibat bentrokan dengan aparat.
SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Pengunjuk rasa di Mesir yang menuntut presiden mereka, Abdel Fattah El Sisi untuk mundur pada Jumat (25/9/2020), terlibat bentrokan dengan aparat.
1 orang dilaporkan tewas dalam demonstrasi tersebut.
Aparat turun ketika ribuan orang berkumpul di beberapa kota dan pedesaan di seluruh Mesir selama protes hari "Jumat yang penuh amarah".
Setidaknya satu pengunjuk rasa tewas di Mesir pada Jumat, menurut para aktivis setelah ribuan orang menentang tindakan keras aparat.
Para demonstran melawan pemerintah Mesir khususnya Presiden Abdel Fattah El Sisi selama 6 hari berturut-turut.
Protes massal itu menuntut kemunduran El Sisi dan dilaksanakan serentak setelah Shalat Jumat di seluruh Mesir, termasuk di ibu kota Kairo, Giza, Damietta di Delta Nil dan Luxor di bagian selatan Mesir.
Sebuah klip video yang beredar di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa di Helwan, Kairo berteriak, "Katakan dengan keras jangan takut, El Sisi harus pergi!"
Massa juga tampak membakar ban untuk memblokir jalan di Giza.
Puluhan demonstran dan polisi anti huru hara bentrok di kota Damietta dan demonstran berpencar ke segala arah.
Sebuah video yang konon diambil di desa Kafr Saad di Damietta memperlihatkan seorang polisi yang memegang senjata dan berusaha membubarkan pengunjuk rasa.
• Gadis 15 Tahun Ini Menangis Keluarkan Air Mata Darah, Dokter Kesulitan Temukan Penyebabnya
• Bupati: Jangan Lengah, Penyebaran Covid-19 di Bireuen Makin Meluas
Sementara itu di desa Al Blida, Provinsi Giza, korban tewas akibat tembakan diketahui bernama Sami Wagdy Bashir berusia 25 tahun, menurut halaman Facebook Al Mawkef Al Masry yang dijalankan para aktivis Mesir.
Mengutip AFP, menurut sumber petugas medis di Al Ayat Hospital di Giza, Bashir mengalami luka tembak di bagian wajah dan dada dan dibawa ke rumah sakit pada Sabtu malam (26/9/2020).
Sementara itu, 3 orang lainnya terluka dalam penembakan yang sama menurut kelompok HAM Najda.
Mohamed Ali, tokoh oposisi terkemuka dan mantan kontraktor militer yang tinggal di pengasingan, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Bashir.
Di beberapa daerah, protes berlanjut hingga larut malam menurut video yang diunggah para aktivis dan beberapa orang ditangkap menurut Associated Press (AP).