Berita Bisnis

Desainer Muda Aceh Ini Mengaku Pernah Menerima Upah Rp 50.000, Perjalanan Karirnya Diawali dari Ini

Yanwar Bestari (27), seorang desainer muda Aceh ternyata mengawali karirnya sebagai asisten desainer di Jakarta selama satu tahun.

Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Saifullah
Dok Serambi Indonesia
Desainer Muda Aceh, Yanwar Bestari saat menjadi narasumber dalam Program Serambi Podcast Edisi Bincang Sosok dengan tema “Cerita Dibalik Gaun Pengantin”, yang disiarkan langsung melalui Facebook Serambinews.com, Minggu (27/9/2020). 

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Yanwar Bestari (27), seorang desainer muda Aceh ternyata mengawali karirnya sebagai asisten desainer di Jakarta selama satu tahun.

Awalnya, Yanwar ingin terus berkarir di Jakarta, namun karena kondisi orangtua yang sedang sakit dan memintanya untuk pulang ke Aceh.

Ia pun kemudian memutuskan untuk kembali dan memulai usahanya dengan menggunakan brand sendiri yaitu “Yanwar Bestari” pada akhir 2014.

“Dari awal, butik saya itu di garasi mobil. Jahit baju dengan upah Rp 50.000, Rp 100.000, aku jalani semuanya. Awalnya itu jahit baju teman-teman dan akhirnya sampai sekarang,” kata Yanwar saat menjadi narasumber dalam Program Serambi Podcast Edisi Bincang Sosok dengan tema “Cerita Dibalik Gaun Pengantin”, yang disiarkan langsung melalui Facebook Serambinews.com, Minggu (27/9/2020).

Saat ini, rancangannya tersebut sering digunakan untuk berbagai even, tidak hanya di Aceh tapi juga sudah ke tingkat nasional hingga internasional.

Perampok Pengusaha Sawit di Nagan Raya belum Tertangkap, Polisi Terus Buru Empat Pelaku

Satpol PP Razia Protkes Covid-19 di Tiga Lokasi Objek Wisata di Aceh Besar, 67 Orang Terjaring

Truk Tanker Meledak, 40 Orang Meninggal Dunia

Di antaranya Puteri Indonesia perwakilan Aceh, gaun malam untuk miss diving, serta menjadi salah satu desainer dari Indonesia dalam satu iklan provider telekomunikasi di Malaysia yang juga diikuti oleh negara-negara se-Asia Tenggara.

“Ada salah satu iklan provider telekomunikasi di Malaysia, jadi baju adat aceh itu mewakili Indonesia untuk disandingkan dengan negara lain se-Asia Tenggara. Jadi iklannya itu di baliho-baliho di Kuala Lumpur,” sebut Yanwar.

Ia mengaku, ada rasa bangga tersendiri saat itu dan hal tersebut merupakan pencapaian tertinggi selama berkarir dalam dunia fashion, khususnya gaun pengantin.

“Saya dihubungi oleh salah satu teman make-up artis di Jakarta, ada satu agency di Malaysia butuh baju adat aceh. Jadi akhirnya saya terpilih dan informasinya itu dari teman,” beber dia.

Terkait dengan tren gaun pernikahan saat ini, Yanwar menyampaikan, sekarang ini ia sedang senang sekali membuat kebaya muslim yang dipadukan dengan kain tradisional, seperti songket Aceh dan tapis Lampung yang biasanya dipakai saat resepsi.

Presiden Mesir Peringatkan Demonstran, Ada Kelompok Ambil Keuntungan

Sudan Minta Tidak Dikaitkan Pencabutan Sanksi AS, Syarat Normalisasi Hubungan dengan Israel

Armenia Gempur Azerbaijan, Perebutan Wilayah Separatis Nagorno-Karabakh

“Kalau suntingnya Aceh, maka pakai songket Aceh sehingga lebih match,” desainer muda Aceh ini.

Untuk proses pengerjaannya sendiri, sebut dia, memakan waktu selama lebih kurang tiga bulan, mulai pengukuran badan, fitting baju, hingga finishing.

Yang menjadi ciri khas dari hasil rancangan Yanwar adalah di detil payet-nya dengan harga yang ditawarkan per gaun tersebut relatif.

“Jadi tiga bulan sebelum hari ‘H’, ngobrol juga konsep acaranya sama calon pengantin. Jadi enggak sembarang buat konsep baju, dia milih adat apa, konsep pelaminannya seperti apa dan disesuaikan biar match,” sebut Yanwar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved