Breaking News

Kunjungan Menteri Pertanian

Di Depan Mentan, Bupati Curhat Padi Aceh Besar Dibawa ke Medan, Dibawa Lagi Aceh dan Dijual

Kami yakin dan percaya kehadiran Pak Menteri memberi sprit dan motivasi bagi kami," kata Mawardi.

Penulis: Subur Dani | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/SUBUR DANI
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, didampingi Bupati Aceh Besar, Ir Mawardi Ali, Anggota DPR RI, Salim Fakhri, dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memberi keterangan sesuai melakukan panen raya di Gampong Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, Rabu (30/9/2020). 

Kami yakin dan percaya kehadiran Pak Menteri memberi sprit dan motivasi bagi kami," kata Mawardi.

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, berkunjung ke Aceh dalam rangka panen raya bersama unsur Pemerintah Aceh, Aceh Besar, dan para petani di kawasan Gampong Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, Rabu (30/9/2020).

Mentan ikut memboyong Anggota DPR RI asal Aceh, Salim Fakhri, dan beberapa dirjen dalam kunjungannya ke Aceh hari ini.

Tiba di lokasi, Mentan bersama Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, dan sejumlah pejabat lainnya memotong padi secara tradisional dan modern.

Polres Bireuen Amankan Barang Bukti Kasus Pembacokan Warga Simpang Mamplam, Ini Jenisnya

Di Aceh Barat, Tidak Pakai Masker Dihukum Push Up dan Nyanyikan Lagu Indonesia Raya

Setelah Dua Pekan Ditutup, Pelayanan Puskesmas Ulim Kembali Dibuka, Warga Bisa Berobat

Bupati Mawardi melapor beberapa hal dalam kesempatan itu termasuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Mentan Yasin Limpo karena bersedia melakukan kunjungan kerjanya ke Aceh Besar meski di tengah pandemi.

"Kehadiran Bapak Menteri memberi semangat yang luar biasa kepada petani dan pemerintah.

Apalagi di tengah pandemi yang kita rasakan saat ini.

Kami yakin dan percaya kehadiran Pak Menteri memberi sprit dan motivasi bagi kami," kata Mawardi.

Mawardi melaporkan, Aceh Besar saat ini memiliki wilayah luas daerah 3.000 km persegi, 604 desa yang tersebar di 23 kecamatab.

"Jumlah masyarakat kami kurang lebih 400 ribu jiwa," kata Mawardi.

Untuk luas area persawahan, jelasnya, Aceh Besar memiliki 29 ribu hektare untuk tanaman padi.

Saat ini, dari 29 ribu hektare itu, hanya 15 ribu yang mampu dialiri irigasi.

"Selebihnya masih kondisi tadah hujan," ujarnya.

Meski begitu, berkat dukungan dan semangat petani, bahwa saat ini Aceh Besar surplus untuk produksi padi.

Bukan hanya untuk Aceh Besar, produksi padi juga surplus untuk Banda Aceh dan juga Sabang.

"Dengan produksi rata2 7,2 ton per hektare. Untuk kali ini kita melaksanakan tanam gadu secara serentak untuk 8.000 ha karena ini musim kemarau. Alhamdulillah ini hasilnya juga melimpah," ujarnya.

Namun, ujarnya, dalam kondisi produksi padi yang melimpah, Nawardi melaporkan masih adanya kendala.
Di mana, hasil produksi padi di Aceh Besar tak sedikit yang dibawa ke Medan, Sumatera Utara, karena tidak adanya rice milling unit (mesin pengolahan padi).

Ironisnya padi-padi itu dibawa lagi ke Aceh lalu dijual kembali.

"Dalam kondisi ini, masih banyak kendala pasca panen, banyak produksi kita dibawa ke Medan, karena kita tidak ada rice milling.

Rice milling yang representatif belum ada di Aceh, sehingga hasil pertanian Aceh dibawa ke medan, beras yang bagus di Medan nanti dibawa lagi ke Aceh," ujarnya.

Karena itu, dia berharap Mentan memberi solusi terhadap itu. "Kehadiran Pak Menteri mudah-mudahan ada solusi," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved