Breaking News

Luar Negeri

Save the Children Keluarkan Peringatan, Sebanyak 4,6 Juta Anak-anak di Suriah Terancam Kelaparan

Dalam laporan terbaru badan anak-anak PBB, Save the Children bahwa sebanyak 700.000 tambahan anak-anak di Suriah menghadapi kelaparan.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Rami al SAYED
Seorang pria dan wanita membawa anak-anak yang kekurangan gizi di sebuah kamp pengungsi Suriah di dekat Kota Deir al-Ballut, Provinsi Aleppo, perbatasan Suriah dengan Turki, Senin (28/92020). 

SERAMBINEWS, COM, BEIRUT - Kondisi Suriah yang terus dilanda perang telah menyebabkan anak-anak juga merasa dampaknya.

Dalam laporan terbaru badan anak-anak PBB, Save the Children bahwa sebanyak 700.000 tambahan anak-anak di Suriah menghadapi kelaparan.

Ekonomi Suriah rusak parah dan dampak pembatasan virus Corona menjadi penyebab utamanya.

Save the Children mengatakan angka baru ini menambah daftar panjang dalam enam bulan terakhir ini atas jumlah total anak-anak yang rawan pangan di seluruh negeri telah meningkat menjadi lebih dari 4,6 juta orang.

Setelah hampir 10 tahun konflik yang menewaskan sekitar 400.000 orang dan membuat setengah populasi negara itu mengungsi, ekonomi Suriah semakin parah oleh perang.

Ditambah budaya korupsi yang meluas dan sanksi Barat, serta krisis ekonomi dan keuangan yang parah di negara tetangga Lebanon.

Suriah Sebut Turki Sponsor Utama Terorisme di Wilayahnya

Mata uang lokal anjlok dalam beberapa bulan terakhir ini, membuat lebih sulit bagi banyak warga Suriah untuk membeli makanan.

Penyebaran virus Corona di negara yang dilanda perang itu memperburuk situasi.

Save the Children mengatakan jumlah anak-anak yang belum pernah terjadi sebelumnya di Suriah berjuang melawan kekurangan gizi yang melonjak.

Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Save the Children menemukan 65% anak-anak belum makan apel, jeruk, atau pisang setidaknya selama tiga bulan.

Di timur laut Suriah, daerah yang dikendalikan oleh Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS, hampir seperempat anak-anak belum makan buah itu setidaknya dalam sembilan bulan, menurut Save the Children.

Save the Children mengatakan para orang tua tidak punya banyak pilihan selain memotong makanan segar seperti daging, buah, dan sayuran, dengan mengandalkan nasi atau biji-bijian selama berminggu-minggu.

AS Kirim Pesan Jelas ke Rusia dan Turki: Jangan Ganggu Kurdi di Suriah

Kelompok bantuan itu mengatakan seorang ibu mengatakan menabung selama tiga minggu untuk membeli satu apel, yang dibagi untuk lima orang dalam keluarganya.

Dikatakan setidaknya satu dari delapan anak di Suriah saat ini menderita risiko seumur hidup, termasuk stunting atau malnutrisi kronis.

“Seluruh generasi anak-anak menghadapi risiko malnutrisi karena keluarga mereka tidak mampu lagi menyediakan makanan di atas meja,” kata Direktur Respon Save the Children's Syria, Sonia Khush kepada AFP, Selasa (29/9/2020).

Pemerintah Suriah telah mendaftarkan lebih dari 4.100 kasus virus Corona di daerah-daerah di bawah kendalinya.

Ada sejumlah kasus di kubu pemberontak terakhir di Suriah baratlaut dan timur yang dikendalikan oleh pejuang pimpinan Kurdi yang didukung AS.

Jumlah kasus diyakini jauh lebih tinggi karena banyak warga Suriah di daerah pedesaan tidak tahu bahwa mereka membawa virus tersebut.

Tes virus Corona di klinik swasta menghabiskan biaya sekitar 60 dolar AS, jauh lebih mahal untuk kebanyakan warga Suriah, yang gaji rata-rata kurang dari 100 dolar AS sebulan.

Israel Gempur Suriah dengan Serangan Udara, 11 Orang Tewas Termasuk Warga Sipil

Pemerintah melakukan sekitar 300 tes gratis setiap hari untuk orang-orang yang menunjukkan gejala.

Save the Children akan mendistribusikan paket makanan dengan buah dan sayuran segar di Suriah utara, menargetkan wanita hamil dan ibu baru, untuk memerangi kelaparan tersembunyi pada anak-anak dan ibu.

Organisasi kemanusiaan internasional itu juga mendukung anak-anak kecil di seluruh Suriah, memberikan makanan, dan pemeriksaan malnutrisi.

Pada Juli 2020, Rusia memaksa Dewan Keamanan PBB untuk membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke baratlaut yang sebagian besar dikuasai pemberontak itu hanya satu titik dari persimpangan Turki.

Negara-negara Barat pada saat itu mengatakan langkah tersebut akan memutus jalur kehidupan bagi 1,3 juta orang.

Save the Children juga menyerukan akses kemanusiaan yang tidak dibatasi dan otorisasi ulang penyeberangan perbatasan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved