Waduk Rajui tak Berfungsi  

Waduk Rajui di Kecamatan Padang Tiji, Pidie hingga saat ini belum berfungsi. Bahkan, sejak rampung dikerjakan tahun 2013 lalu, waduk tersebut belum

Editor: bakri
Serambi Indonesia
Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud meninjau Waduk Rajui di Kecamatan Padang Tiji, Rabu (30/9/2020). 

SIGLI - Waduk Rajui di Kecamatan Padang Tiji, Pidie hingga saat ini belum berfungsi. Bahkan, sejak rampung dikerjakan tahun 2013 lalu, waduk tersebut belum bisa dimanfaatkan oleh petani di kawasan Padang Tiji, Batee, dan Muara Tiga.

Wakil Bupati (Wabup) Pidie, Fadhlullah TM Daud ST kepada Serambi, Rabu (30/9/2020), secara terbuka mengaku, petani yang menerima manfaat dari Waduk Rajui itu berasal dari Padang Tiji, Batee dan Laweung. Karena, selama ini, petani di kecamatan itu masih mengandalkan tadah hujan untuk areal persawahan.

Padahal, sebutnya, Waduk Rajui dibangun sebagai inisiasi untuk mengatasi persoalan tadah hujan. Jika waduk berfungsi secara maksimal, maka petani di tiga kecamatan tidak perlu lagi tadah hujan setiap tiba musim tanam padi.

"Saya meninjau waduk ini karena ada laporan dan keluhan masyarakat yang mengadu kepada saya. Pak sampai kapan kami petani Padang Tiji, Batee dan Laweung harus mengandalkan tadah hujan," kata Wabup Fadhlullah menirukan laporan masyarakat.

Menurutnya, pada tahun 2019, tercatat 50 persen areal sawah tersebar di Padang Tiji, Batee dan Laweung gagal menanam padi karena curah hujan tidak tinggi. Artinya, 1.000 hektare lebih petani tidak bisa menggarap areal persawahan mereka.

Untuk itulah, kata Wabup Pidie, pihaknya akan mendorong Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, dan Dinas Sumber Daya (SDA) Aceh untuk mencari penyebab air di Waduk Rajui sedikit. Padahl, waduk itu berkapasitas 2,6 juta kubik air yang dibangun pada tahun 2011 dengan sumber dana APBN Rp 73 miliar.

"Apakah karena masih ada perbaikan di waduk yang belum selesai, atau air di intake terlalu kecil sehingga harus menunggu hujan lebat sehingga air di Waduk Rajui penuh. Makanya harus didorong bersama-sama supaya waduk ini cepat berfungsi," ujarnya.

Ia menambahkan, saluran primer sebagai penyuplai air dari waduk sudah rampung dikerjakan. Sementara saluran tersier yang belum dibangun harus dituntaskan, sehingga saat waduk berfungsi air mudah dialirkan.

"Dengan saya berkunjung ke waduk ini, kita akan mengundang Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, SDA Aceh dan Dinas PUPR Pidie untuk melihat berapa persen yang sudah dikerjakan, dan yang belum dikerjakan," pungkasnya.

Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud ST bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpang) setempat, Rabu (30/9/2020) meninjau kerusakan talang lantai saluran air irigasi Gampong Trieng Cudo Tunong, Kecamatan Tiro/Truseb.

"Dari hasil peninjauan kita, kerusakan tidak terlalu parah. Namun harus segera ditindaklanjuti karena dapat mengangu suplai air ke areal lahan produktif masyarakat," sebut Fadhlullah kepada Serambi, Rabu (30/9/2020).

Selain itu, lanjutnya, juga dapat memberikan dampak bagi puluhan hektare persawahan masyarakat di Kecamatan Mutiara Timur, dan Glumpang Tiga. Karena itu, pihaknya berharap Distanpang Pidie untuk segera melakukan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Aceh agar melakukan penanganan secepat mungkin.

Menurut Wabup, jika tidak tertangani, maka akan memberikan peluang gagalnya musim tanam, serta panen rendengan tahun ini. "Kami sudah berkoordinasi dengan ke Balai Wilayah Sungai (BWS)   di Banda Aceh, terkait putusnya jaringan irigasi pada saluran primer untuk penyaluran air dari Waduk Tiro ke ribuan petani,” ungkapnya.(naz/c43)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved