Kerukunan Umat Beragama
Kepala PKUB Kemenag RI Kunjungi Abdya, Bahas Soal Kerukunan Umat di Aceh
Indonesia memiliki kearifan lokal yang harus dihargai dan dikedepankan yaitu musyawarah, termasuk dalam hal kehidupan umat beragama.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag RI, Dr H Nifasri MPd melakukan kunjungan kerja ke Aceh, Kamis (1/10/2020).
Dalam kunjungan itu, Nifasri melakukan diskusi seputar kerukunan beragama dan temu ramah dengan Pemkab Aceh Barat Daya (Abdya) yang berlangsung di Cafe Hotel Leuser pada malamnya.
Diskusi kerukunan umat beragama tersebut berlangsung dengan suasana penuh keakraban, narasumber dan peserta berdiskusi seputar kerukunan sambil menikmati secangkir kopi.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Abdya, Muslizar MT, Kakanwil Kemenag Aceh yang diwakili Kepala Sub Bagian Kerukunan Umat Beragama dan Ortala Kanwil Kemenag Aceh, Muhammad Nasril Lc, MA, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Abdya, Drs Shalihin MA, Ketua FKUB Kabupaten Abdya dan para Kasi di lingkungan Kemenag Abdya.
Nifasri menyampaikan, di Indonesia secara umum tidak ada gejolak antar umat beragama.
Hanya saja, menurutnya, terkadang, isu mengenai gesekan antar umat tersebut hanya muncul di media sosial.
"Kalau kita berkunjung ke lapangan, masyarakat itu aman-aman saja hanya terjadi riak-riak kecil," ujar Nifasri.
Selain itu, menurut Nifasri, Indonesia memiliki kearifan lokal yang harus dihargai dan dikedepankan yaitu musyawarah.
Setiap gejolak dan riak-riak di masyarakat, menurutnya, akan mampu diselesaikan dengan musyawarah.
"Kalau dibiasakan di masyarakat kita selesai masalahnya, apalagi kita bicara soal agama. Agama membawa kebaikan bukan membuat orang bermusuhan," ujarnya.
Untuk mencegah munculnya riak-riak dan gesekan di masyarakat, kata Nifasri, masyarakat harus mengedepankan moderasi beragama serta menghormati penganut agama lainnya.
"Moderasi beragama artinya cara pandang kita dalam beragama secara moderat, tidak ekstrim, tidak ekstrim kanan atau ekstrim kiri," katanya.
Dalam kesempatan tersebut ia juga memaparkan isu aktual seputar kerukunan umat beragama di Nusantara dan peran strategis FKUB dalam menyelesaikan persoalan umat beragama.(*)
• KABAR GEMBIRA! Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Gelombang 2 Disalurkan Akhir Oktober 2020
• Arwin Al-Lahat: Perjuangan ALA Harus Dibangun dengan Narasi yang Positif
• VIDEO - Serangan Balasan Azerbaijan untuk Militer Armenia
• Pemkab Rumahkan Siswa dan ASN Selama 14 Hari, Namun Izinkan Cafe & Tempat Wisata Buka, Ini Alasannya
• Ayah Gantung Anak Kandung Lalu Rekam Gara-gara Istri Ogah Pulang, Korban Nangis Kesakitan