Demo Ricuh, Polisi Tangkap dan Lempar Anak Laki-laki 16 Tahun dari Jembatan, Polisi Sebut Ia Jatuh
Petugas kepolisian Carabineros menggunakan semburan gas air mata dan jet air bertekanan tinggi untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Tindakan keras polisi berikutnya telah dikecam secara internasional.
Jaksa penuntut umum Chile mengatakan bahwa sejak Oktober lalu, 8.575 dugaan pelanggaran hak asasi manusia telah dilakukan oleh Carabineros sebagai penindasan protes dan hanya 16 polisi yang mundur.
Serangkaian perombakan kabinet telah mengakibatkan tiga orang berturut-turut ditugaskan di kementerian dalam negeri sejak demonstrasi dimulai.

Demonstran menghadapi polisi anti huru hara Chili dalam protes terhadap pemerintahan Presiden Chili Sebastian Pinera di Santiago, pada 2 Oktober 2020. (MARTIN BERNETTI / AFP)
Namun polisi tetap mendukung pemerintah meskipun banyak tuduhan terhadap mereka.
Beberapa misi internasional, termasuk delegasi yang dikirim oleh komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, untuk mengusut kasus HAM di Chili.
Michelle Bachelet, mantan presiden Chili, menyampaikan laporan yang memberatkan merinci banyak pelanggaran yang telah terjadi selama protes, termasuk dugaan penyiksaan dan pelecehan seksual.
Meskipun demikian, Presiden Sebastián Piñera menggunakan pidatonya di depan sidang umum PBB kurang dari dua minggu yang lalu untuk menyerukan agar nilai-nilai seperti penghormatan terhadap hak asasi manusia diperkuat di seluruh dunia.

Referendum konstitusional Chili akan diadakan pada 25 Oktober.
Setelah skandal terbaru yang menyelimuti Carabineros, seruan keluar di media sosial untuk protes lebih lanjut yang akan diadakan selama akhir pekan.
(tribunnewswiki/hr)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Demo Ricuh, Polisi Lempar Anak Laki-laki Usia 16 Tahun dari Jembatan, Polisi Bilang Anak Itu Jatuh