Berita Aceh Tengah
Generasi Milenial di Dataran Tinggi Gayo Berminat Besar Sebagai Pekebun Kopi
Generasi milenial ternyata menaruh minat besar dalam bidang perkebunan kopi di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues....
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Generasi milenial ternyata menaruh minat besar dalam bidang perkebunan kopi di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.
Keadaan ini dinilai sangat menggembirakan oleh peneliti dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh) Dr Ir Ashabul Anhar MSc.
“Mayoritas ada milenial baru yang berkegiatan di perkebunan kopi. Sekitar 44 persen lebih atau hampir 50 persen yang terlibat dalam kegiatan kebun kopi adalah kelompok milenial, yang memiliki pengalaman berkebun 1-10 tahun. Ini menggembirakan,” ujar Ashabul Anhar saat menyampaikan hasil penelitiannya dalam webinar kopi yang diselenggarakan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Aceh, Sabtu (3/10/2020) lalu.
Ashabul Anhar bersama tim menggelar penelitian di Aceh Tengah, bener Meriah dan Gayo Lues, meliputi empat kecamatan di Aceh Tengah, empat kecamatan di Bener Meriah dan dua kecamatan di Gayo Lues.
Menurut Anhar, selama ini diduga, kelompok milenial hanya tertarik pada kegiatan hilir kopi, dengan alasan perputaran uangnya lebih cepat. Tetapi ternyata tidak. Milenial justru banyak bergerak di hulu yang pengembalian atau return-nya lebih lambat.
Hasil penelitian itu memperlihatkan bahwa sebanyak 34 persen petani kopi di Aceh Tengah masih pengalaman berkebun 1-10 tahun, 10-20 tahun dan 16 persen di atas 20 tahun. Kondisi serupa juga terjadi di Bener Meriah. Mereka yang berpengalaman 1-10 tahun ada 31 persen, dan pengalman 10-20 tahun 32 persen dan 14 persen lainnya sudah berpengalaman di atas 20 tahun. Di Gayo Lues, justru di dominasi yang berpengalaman 1-10 tahun sebesar 13 persen dan 1-20 tahun 0 persen, serta diatas 20 tahun hanya 1 persen.
Dari tingkat pendidikan, Ashabul Anhar juga menyodorkan fakta, ternyata pekebun-pekebun kopi di wilayah Gayo didominasi oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan SMA dan diploma.
“Ini suatu kondisi yang mungkin tidak kita temukan di sektor lain,” lanjut Ashabul Anhar yang juga Tim Ahli Distanbun Provinsi Aceh.
Di Aceh Tengah tingkat pendidikan pekebun kopi 45 persen adalah berpendidikan SMA, 20 persen SMP, 12 persen SD, dan 9 persen diploma/sarjana. Di Bener Meriah 50 persen adalah SMA, 12 persen SMP, 6 persen SD dan 6 persen diploma/sarjana. Di Gayo Lues yang berpendidikan SMA 1 peren, SMP 5 persen, SD 8 persen dan diploma/sarjana 2 persen.
Selain itu disampaikan juga bahwa usia tanaman kopi di Dataran Tinggi Gayo masih sangat prima. Rata-rata berumur 11,02 tahun.
“Masih prima,” kata Ashabul Anhar. Kerapatan tanaman juga ideal, 1500 batang per hektar dengan kepemilikan rata-rata 1,16 hektare.(*)
• Kekurangan Fisik Sejak Lahir, Tak Menyurutkan Semangat Mubarok Menghidupi Keluarga
• Kapuspen Kemendagri RI : Informasi Publik Kemendagri Sudah Diunduh Lebih dari 3 Juta Kali
• Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tuntaskan Seluruh Tahapan Penyaluran BLT