Dekgam, Dengan Rapai Mengguncang Dunia

Yusri Saleh, akrab disapa Dekgam, adalah sosok utama di balik mendunianya Tari Ratoh Jaroe. Lahir di Banda Aceh....

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Yusri Saleh, akrab disapa Dekgam, adalah sosok utama di balik mendunianya Tari Ratoh Jaroe. 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Yusri Saleh, akrab disapa Dekgam, adalah sosok utama di balik mendunianya Tari Ratoh Jaroe. Lahir di Banda Aceh 1977, juga seorang aparatur sipil negara (ASN) pada Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta. Ia kemudian mendapat julukan mentereng sebagai "The King of Ratoh Jaroe."

Kisah sukses sebagai The King of Ratoh Jaroe itu akan diuraikan dalam “Bincang Budaya SerambiPodcast"  yang disiarkan LIVE melalui akun Facebook Serambinew.com dan jaringan media sosial Serambi Group lainnya, pada Rabu (7/10/2020) pukul 14.00 WIB.

Dekgam telah melanglang buana   di puluhan negara membawakan Ratoh Jaroe, sehingga tarian ini begitu dikenal dan terkenal. Uniknya Ratoh Jaroe hanya berkembang di Jakarta, tidak di Aceh.

Cerita-cerita inilah yang akan disampaikan Dekgam dalam bincang budaya tersebut, serta cerita suka duka lainnya dalam mengembangkan tarian ini.

Dekgam, telah pula mengajarkan tarian ini di lebih serratus sekolah menengah di Jakarta dan perguruan tinggi.

Mula-mula ia dipercaya melatih tari pada SMA 70 Jakarta. Adalah Haryanti Yunantan, pengasuh salah satu sanggar seni di Jakarta yang memintanya mengajarkan tari Aceh di sekolah tersebut. SMA 70 berhasil tampil sebagai pemenang dalam sebuah festival tari Aceh di Jakarta.

Sejak itu permintaan sebagai pelatih tari Aceh terus berdatangan. “Lebih dari 40 sekolah saya latih,” kata Dekgam di awal karirnya sebagai pelatih tari.

 “Ratoh Jaroe” adalah tari kreasi yang diciptakan oleh Dekgam. Ia mengkombinasikan berbagai gerak tari Aceh, seperti Saman Gayo, Likok Pulo, Meuseukat, Rapai Geleng dll.

Tari Ratoh Jaroe berkembang hanya di Jakarta. Tarian ini tak ada di Aceh. Istilah “Ratoh Jaroe” sendiri adalah penamaan baru, untuk membedakan tarian tersebut dengan tarian tradisi yang ada di Aceh.(*)

Pemkab Aceh Tengah Sosialisasi Program Gemarikan

Sidang Kasus Vina Abdya Masih Sepi Pengunjung, Lima Saksi Korban Beri Keterangan

Website LPSE Sering Mati, Rekanan tak Bisa Masukkan Berkas Penawaran

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved